Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Axel Jo Harianja
IDN Times/Axel Jo Harianja

Jakarta, IDN Times - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo mengungkapkan RA (22 tahun), terduga pelaku bom Pos Pengamanan (Pospam) Lebaran di Kartasura, Sukoharjo, menggunakan bom pinggang saat melakukan aksinya.

"Sehingga ketika terjadi ledakan, melukai yang bersangkutan sebagian perut maupun tangan sebelah kanan," kata Dedi dalam Konferensi Pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (4/6).

1. Pelaku terpapar paham ISIS

IDN Times/Axel Jo Harianja

Berdasarkan hasil pemeriksaan, lanjut Dedi, pelaku yang berupaya melakukan bom bunuh diri itu terpapar oleh paham Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). 

"Dari hasil pemeriksaan pelaku ini adalah suicide bomber. Yang bersangkutan secara individu terpapar paham ISIS, sedang didalami," kata Dedi.

Dedi melanjutkan, pihaknya juga akan terus mendalami apakah pelaku tekait dengan jaringan teroris tertentu.

"Belum ada indikasi keterkaitan masalah yang bersangkutan ikut dalam satu jaringan. Baik JAD Jateng atau jaringan lain," jelas Dedi.

Selain itu, berdasarkan keterangan dari tim dokter, kondisi pelaku saat ini berangsur pulih. Polisi menurut Dedi, akan mendalami motif peledakan bom usai pelaku benar-benar pulih.

"Hasil pemeriksaan dokter yang bersangkutan kesehatannya cukup stabil dan bisa berkomunikasi. Sekarang masih dirawat. Mudah-mudahan segera sembuh, kalau sudah sembuh nanti kita dalami lagi tentang motif, dan yang bersangkutan dapat paparan ISIS dari mana. Apakah medsos atau secara konvensional bersentuhan dengan beberapa orang," ujarnya.

2. RA sempat masuk daftar orang hilang

IDN Times/Nugroho Adi Purwoko

RA sempat dikenal sebagai pemuda yang mudah bergaul dan aktif dalam berbagai kegiatan di desanya. Namun ia berubah setelah meninggalkan desanya dua tahun lalu.

Tetangga RA, Tumirin (30), mengatakan RA sempat meninggalkan desa untuk belajar agama. Namun ia tak tahu persis di mana RA belajar agama.

“Ada kabar ke luar Jawa atau ke mana gitu, katanya belajar agama. Tapi, anehnya sejak kembali lagi ke desa sini dia jadi malas ke masjid,” kata Tumirin.

Menurut Tumirin, sejak kepulangannya itu RA berubah menjadi tertutup dan tidak mau bergaul dengan tetangganya. RA bahkan sering menghilang beberapa lama, kemudian pulang lagi.

“Dulu bahkan sampai masuk postingan grup facebook Info Cegatan Solo karena berhari-hari gak pulang. Sempat dimasukkan dalam daftar orang hilang,” ujarnya.

3. RA suka menonton video perang ISIS

Ilustrasi (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Seorang teman masa kecil yang juga tetangganya, Munawar (20) mengungkapkan dirinya sebulan lalu menawarkan pekerjaan kepada RA. Namun, RA menolak tanpa alasan yang jelas. Munawar juga tidak mengetahui secara pasti alasan yang membuat sikap RA berubah drastis.

“Tertutup sekali. Selama setahun ini warga hampir tidak bisa berkomunikasi dengan dia. Selama ini saya juga gak tahu dia pergi ke mana, mungkin otaknya sudah dicuci. Soalnya perubahannya drastis banget,” jelas Munawar.

Perubahan drastis lain yang dilihat Munawar adalah RA mulai senang nonton video dokumentasi perang dan aksi-aksi radikal dari ISIS di ponselnya. Padahal, sebelumnya RA tidak pernah nonton video-video seperti itu.

4. RA Tidak pernah berbaur dengan warga

IDN Times/Nugroho Adi Purwoko

Hal serupa juga dikatakan Kepala Dusun Kranggan Kulon, Sudalmanto, 51. Menurut dia, sejak lulus dari salah satu SMK di Solo, RA mulai jarang berbaur dengan warga.

“Setelah lulus SMK dia pergi selama tiga bulan, gak tahu ke mana perginya. Setelah pulang, dia berubah tertutup. Pekerjaannya juga gak jelas, gak ada pekerjaan tetap,” ujar Sudalmanto.

Seperti diberitakan sebelumnya, RA meledakkan bom di Pospam Lebaran di Kartasura, Sukoharjo, Selasa (4/6) pukul 02.00 dini hari.  

Topics

Editorial Team