Jakarta, IDN Times - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui PT Pos Indonesia menerbitkan serial prangko dan benda filateli yang terkait dengan keunikan serta keanekaragaman flora dan fauna kebanggaan Indonesia. Hal itu merupakan tradisi yang sudah berlangsung setiap tahun, tepatnya setiap 5 November.
Penerbitan prangko dan benda filateli tersebut selain dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan bea pengiriman surat, juga dalam rangka peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN). Peringatan HCPSN bertujuan meningkatkan kepedulian, perlindungan, pelestarian puspa dan satwa nasional, serta untuk menumbuhkan dan mengingatkan kita semua khususnya kaum milenial tentang pentingnya keberadaan puspa dan satwa sebagai bagian dari kehidupan umat manusia.
Peringatan HCPSN dimulai pertama kali pada 1993 berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1993. Pada peringatan HCPSN tahun 2019 ini, tema yang diangkat ialah ‘Membangun Generasi Millenial Cinta Puspa dan Satwa Nasional untuk Indonesia Unggul’.
Melestarikan puspa dan satwa berarti menjaga keanekaragaman hayati. Puspa dan satwa sebagai bagian dari keanekaragaman hayati merupakan modal penting bagi pemenuhan kebutuhan dasar manusia sekaligus penjaga keseimbangan ekosistem. Apalagi Indonesia merupakan salah satu negara megabiodiversity terbaik di dunia.
Launching prangko dan benda filateli seri Flora & Fauna 2019 bersamaan dengan acara pembukaan Pameran Keanekaragaman Hayati (KEHATI) Nusantara Expo pada 9 November 2019, walaupun sejak 5 November 2019 (sesuai tanggal terbitnya), prangko tersebut telah beredar di kantor pos di seluruh Indonesia.
Selain setiap benda filateli dibuat dalam jumlah terbatas dan dicetak melalui proses security printing oleh pihak Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri), tema prangko yang selalu diminati khususnya oleh para filatelis ini, tentunya tidak akan dicetak ulang dengan alasan apa pun.
Penerbitan prangko ini merupakan serial penutup di penghujung 2019. Sampul Hari Pertama (SHP) hanya dicetak sebanyak 1.000 lembar. Pada penerbitan kali ini, diterbitkan juga kartu pos yang bergambar Burung Isap Madu Rote yang dapat dikreasikan untuk menjadi maximum card oleh para filatelis.
Dalam setiap set SHP, ditambahkan sampul kosong dengan gambar fauna: Siput Darat Enggano, dengan harapan agar para kolektor prangko dapat memanfaatkannya sebagai sampul terpadu. Masyarakat dapat memperoleh informasi dan mempelajari latar belakang desain-desain prangko tersebut melalui detail teknis yang terdapat di dalam SHP.