Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ketua PPATK Ivan Yustiavandana di Konferensi pers TPPU di PPATK soal isu-isu aktual pada Senin (10/4/2023). (dok. Humas Kemenpolhukam)
Ketua PPATK Ivan Yustiavandana di Konferensi pers TPPU di PPATK soal isu-isu aktual pada Senin (10/4/2023). (dok. Humas Kemenpolhukam)

Jakarta, IDN Times - Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memblokir rekening milik terduga teroris berinisial DE yang ditangkap di Bekasi, Jawa Barat. Terdapat uang miliaran rupiah di dalam rekening pegawai PT KAI yang terafiliasi jaringan ISIS tersebut.

Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri untuk mendalami asal usul uang miliaran rupiah itu.

“(Uang yang ditemukan di rekening DE) Miliaran, kami koordinasikan dengan Densus 88,” kata Ivan saat dihubungi, Rabu (16/8/2023).

“Kami melaksanakan kewenangan kami sesuai UU Nomor 8/2010 (pemblokiran),” imbuhnya.

1. DE menjual senjata api di marketplace

Konferensi pers kasus karyawan BUMN berinisial DE yang bergabung dengan Mujahidin Indonesia Barat sejak 2010. (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Sebelumnya, Densus 88 Antiteror mengungkap, DE (28) juga menjual senjata api di marketplace.

Juru Bicara Densus 88 Kombes Aswin Siregar mengatakan, DE melakukan jual beli senjata di marketplace. Aktivitas itu disamarkan dengan modus penjualan diecast dan mainan militer.

"Berkaitan dengan perlengkapan, ada gear, ada baju-baju tactical, perlengkapan tactical, kemudian ada termasuk senjata ini," kata Aswin dalam konferensi pers di Mabes Polri, Selasa (15/8/2023).

2. Hasil penjualan untuk upgrade senjata

Konferensi pers kasus karyawan BUMN berinisial DE yang bergabung dengan Mujahidin Indonesia Barat sejak 2010. (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Aswin mengatakan, pihaknya juga tengah mendalami hasil dari jual beli tersebut. Diduga, DE menjual senjata untuk membeli bahan rakitan senjata.

"Misalnya dari airgun menjadi senjata api itu biayanya berapa gitu karena dia memerlukan alat-alat atau komponen lain. Kemudian yang bersangkutan juga menawarkan juga ke orang, nah di marketplace ini masih didalami penyidik termasuk transaksi-transaksi," ucapnya.

3. Densus 88 dalami aliran uang dari penjualan senjata

Ilustrasi anggota pasukan Densus 88 Antiteror (ANTARA FOTO/Umarul Faruq)

Tidak hanya itu, Aswin mengungkapkan pelaku menjadikan marketplace sebagai tempat mencari uang dan menyamarkan aktivitas jual beli senjata.

"Kalau kita bilang wajar dia menyimpan peluru, karena dia jualan dan ini masih didalami juga sebenarnya, sejauh mana aktivitas akun yang bersangkutan tersebut di marketplace. Apakah memang benar-benar sebagai jualan saja untuk mencari uang, atau juga sebagai sarana-sarana lainnya," imbuhnya.

Dalam perkara ini, Densus 88 mengamankan satu bendera Tauhid, dua bendera ISIS, lima pucuk senjata laras panjang, tiga pucuk pistol, sebuah sangkur dan satu rompi anti peluru.

Selanjutnya, 12 buku jihad, 9 pistol softgun, satu banner, 600 butir amunisi 5,56 mm, 400 butir peluru kaliber 9 mm, 30 magasin, tiga pucuk pen guns, dan 10 gawai.

Editorial Team