Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
81962fa8-ca38-4c05-8365-66148b3ffaf3.jpeg
Prabowo berpidato saat menutup Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Solo, Minggu (20/7). (dok. Tim Komunikasi Prabowo)

Intinya sih...

  • Pemimpin harus 'meletus' di saat yang tepat, seperti gunung kokoh yang perlu meletus.

  • Pemimpin juga harus memiliki sifat seperti api.

  • Bangsa Indonesia tak boleh lunak pada praktik curang.

Jakarta, IDN Times – Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan pandangan tegas mengenai sifat kepemimpinan yang dibutuhkan untuk menghadapi musuh bangsa, termasuk koruptor, penipu, dan pengkhianat.

1. Pemimpin harus ‘meletus’ di saat yang tepat

Presiden Prabowo Subianto (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Dalam pidatonya di hadapan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Minggu (20/7), Prabowo menegaskan bahwa seorang pemimpin tidak hanya harus sabar dan kokoh, tapi juga perlu “meletus” di waktu yang tepat.

"Pindo Arga, bagaikan gunung. Kokoh. Berpendirian. Tidak goyah. Kokoh. Sekali-kali meletus. Perlu. Pemimpin perlu meletus sekali-kali. Iya dong. Menghadapi koruptor, maling, ya kita boleh meletus. Kokoh. Diam. Kokoh. Sekali-sekali boleh untuk membersihkan dari kotoran-kotoran dan bahaya-bahaya terhadap bangsa dan negara," ujarnya.

Pernyataan ini merupakan bagian dari paparan delapan sifat pemimpin yang disebut Prabowo sebagai warisan ajaran nenek moyang bangsa Indonesia. Salah satunya adalah Pindo Arga, yakni pemimpin yang bersifat seperti gunung: kuat, teguh, dan tidak mudah digoyahkan, namun tidak ragu untuk mengambil tindakan keras saat diperlukan.

2. Pemimpin harus miliki sifat seperti api

Presiden Prabowo hadiri Kongres PSI (YouTube.com/Partai Solidaritas Indonesia)

Dalam lanjutan penjelasannya, Prabowo menambahkan bahwa pemimpin juga harus memiliki sifat seperti api, yang tidak hanya membakar semangat rakyat, tetapi juga membakar segala bentuk kejahatan dan ketidakadilan.

"Pindo Dahana, bagaikan api. Membakar semangat. Juga membakar kejahatan. Membakar ketidakadilan. Membakar korupsi. Penipuan. Membakar penghianatan. Membakar semua yang tidak baik," tegas Prabowo.

3. Bangsa Indonesia tak boleh lunak pada praktik curang

Prabowo bersalaman dengan Kaesang usai Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Solo, Minggu (20/7). (dok. Tim Komunikasi Prabowo)

Prabowo menyampaikan bahwa bangsa Indonesia tidak boleh lunak terhadap praktik-praktik yang mencederai keadilan dan mengkhianati kepentingan rakyat. Pemimpin, menurutnya, harus menjadi sumber energi moral dan kekuatan aksi dalam melawan segala bentuk penggerogotan terhadap negara.

Ajaran tersebut, kata Prabowo, adalah filosofi lama Nusantara yang relevan dan harus dihidupkan kembali dalam menghadapi tantangan zaman modern.

"Ini ajaran nenek moyang kita ribuan tahun," tegas Prabowo. (WEB)

*Artikel ini merupakan kerja sama antara IDN Times dengan Tim Komunikasi Prabowo

Editorial Team