Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi judi online (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Intinya sih...

  • Alwin Jabarti Kiemas, seorang profesional di bidang keuangan dan teknologi, telah ditangkap dalam kasus dugaan beking situs judi online yang melibatkan pegawai Komdigi.
  • Alwin memiliki rekam jejak yang panjang, termasuk bekerja di HSBC dan Citibank serta mendirikan perusahaan seperti BalitaKita dan Verijelas.
  • PDI Perjuangan membantah keterlibatan Alwin dalam kasus tersebut, menyebut cuitan akun @PartaiSocmed sebagai berita bohong dan menilai isu ini sebagai upaya untuk mendiskreditkan partai.

Jakarta, IDN Times - Polda Metro Jaya telah mengonfirmasi penangkapan Alwin Jabarti Kiemas alias AJK dalam kasus dugaan beking situs judi online yang melibatkan sejumlah pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Informasi ini disampaikan oleh Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra.

“Kami jawab benar (AJK adalah Alwin Jabarti Kiemas),” ujar Kombes Wira di Polda Metro, Senin (25/11/2024).

Sebelum terseret dalam kasus ini, Alwin Jabarti Kiemas dikenal sebagai seorang profesional di bidang keuangan dan teknologi. Ia memiliki rekam jejak yang cukup panjang dan mendirikan sejumlah perusahaan. Berikut rekam jejak dan profil Alwin Jabarti Kiemas:

- HSBC
Alwin pernah berkarier sebagai Assistant Manager Credit Card di HSBC pada 2007 hingga 2008.

- Citibank
Pada 2008 hingga 2016, ia bekerja sebagai Vice President Risk Treasury Institutional Clients Group di Citibank, salah satu lembaga keuangan internasional terkemuka.

- BalitaKita
Pada 2014, Alwin mendirikan BalitaKita, sebuah platform yang bergerak di bidang layanan dan produk untuk anak-anak. Ia menjabat sebagai Founder & CEO hingga sekarang.

- Verijelas
Pada 2019, Alwin juga mendirikan Verijelas, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi. Ia menjabat sebagai Founder & CEO hingga saat ini.

Alwin juga disebut sebagai keponakan almarhum Taufik Kiemas dan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

- Teken Aja
Sejak 2020, ia memimpin perusahaan rintisan Teken Aja yang berfokus pada solusi digital untuk tanda tangan elektronik. Alwin sebagai Founder & CEO.

1. Diduga terlibat dalam kasus beking judi online

Ilustrasi judi online (judol). (IDN Times/Yosafat Diva Bayu)

Nama Alwin muncul dalam pengembangan kasus judi online yang melibatkan pegawai Komdigi. Akun X @PartaiSocmed menyebutkan bahwa Alwin bersama Zulkarnaen Apriliantony dan Adhi Kismanto diduga menjadi bos trio di balik beking situs judi online.

“Alwin Jabarti Kiemas ini sudah beroperasi di Kominfo (sekarang Komdigi) jauh sebelum Zulkarnaen Apriliantony maupun Adhi Kismanto, yaitu sejak era Menkominfo Jhonny G Plate dengan Dirjen Aptika Samuel Abrijani Pangerapan alias Sammy,” tulis akun tersebut.

Alwin diduga berperan mengumpulkan setoran dari para bandar judi online, sementara Adhi Kismanto disebut disusupkan ke Komdigi untuk menyeleksi situs-situs yang dilindungi.

2. Respons PDIP tentang Alwin Jabarti Kiemas

Ketua DPP PDI Perjuangan, Ronny Talapessy (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Menanggapi isu ini, PDI Perjuangan (PDIP) membantah keterlibatan Alwin Jabarti Kiemas dalam kasus tersebut.

“Ini gak benar, akun tersebut akan kita laporkan polisi ke Polda Metro Jaya,” kata Ketua DPP PDIP Bidang Hukum Nasional, Ronny Talapessy.

Ronny menegaskan bahwa cuitan akun @PartaiSocmed adalah berita bohong.

"Berita hoaks,” imbuhnya.

3. PDIP tegaskan Alwin Jabarti Kiemas bukan keponakan Megawati

Ketua DPP PDI Perjuangan, Ronny Talapessy (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Ronny juga menegaskan, Alwin bukan keluarga dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri ataupun almarhum suami Megawati, Taufik Kiemas. Ronny juga memastikan Alwin bukan kader PDIP.

“Yang bersangkutan bukan keluarga dan juga bukan kader PDI Perjuangan,” kata Ronny kepada IDN Times, Senin (25/11/2024).

Ronny menilai, isu keponakan Megawati terlibat kasus beking situs judi online Komdigi sengaja dimunculkan di masa tenang Pilkada 2024.

“Saya melihat ini hanyalah upaya untuk mendiskreditkan PDI Perjuangan. Terutama di masa tenang jelang pencoblosan,” ujarnya.

Editorial Team