Jakarta, IDN Times - Ekonom senior, Faisal Basri, telah berpulang, Kamis (5/9/2024) pukul 03.50 WIB di Rumah Sakit Mayapada, Kuningan, Jakarta. Faisal Basri meninggal dunia pada usia 65 tahun.
Dalam kiprahnya di dunia perekonomian, Faisal Basri dikenal sebagai ekonom senior yang dikenal sangat kritis pada pemerintah. Pria kelahiran 6 November 1959 juga dikenal sebagai politikus. Ia pernah menjadi salah satu pendiri Majelis Amanah Rakyat (Mara), cikap bakal Partai Amanat Nasional (PAN).
Ia juga pernah menjadi salah satu ahli dalam sidang lanjutan pembuktian Pemohon I, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), dalam sengketa perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).
Dalam kesempatan itu, Faisal menyampaikan berbagai keterlibatan pemerintah dalam memenangkan paslon nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, melalui program bantuan sosial (bansos).
Faisal Basri menilai, pemerintah memanfaatkan isu El Nino untuk kepentingan politik jelang Pemilu 2024. Menurutnya, pemerintah sengaja menciptakan narasi bencana El Nino untuk mendukung program bansos dan impor beras.
Faisal merasa pemerintah menciptakan panggung dramatisasi dengan memperpanjang isu El Nino meskipun situasinya telah mereda. Ia mengecam tindakan pemerintah yang dianggap memanfaatkan isu-isu ini hanya untuk meningkatkan popularitas politik.
Meskipun data menunjukkan bahwa luas lahan panen dan produksi beras pada tahun lalu tidak mengalami penurunan yang signifikan, pemerintah tetap mengimpor beras dalam jumlah besar, yang menurut Faisal dilakukan untuk kepentingan elektoral.
