Jakarta, IDN Times - Penunjukkan Mayor Jenderal Untung Budiharto menjadi Pangdam Jaya oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menuai sorotan. Sebab, rekam jejak Untung di masa lalu yang ikut tergabung di dalam Tim Mawar Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di akhir Orde Baru.
Ketika itu, Tim Mawar adalah tim kecil yang berasal dari kesatuan Kopassus Grup IV TNI Angkatan Darat (AD). Tim Mawar beranggotakan 10 orang yang dibentuk oleh Mayor Bambang Kristiono pada Juli 1997.
Selain Untung, ada pula Kapten Inf. Fausani Syahrial Multhazar, Kapten Inf. Nugroho Sulistiyo Budi, Kapten Inf. Yulius Selvanus, Kapten Inf. Dadang Hendrayudha, Kapten Inf. Djaka Budi Utama, Kapten Inf. Fauka Noor, Serka Sunaryo, Serka Sigit Sugianto, dan Sertu Sukadi.
Tugas Tim Mawar adalah memburu dan menangkap aktivis prodemokrasi jelang kejatuhan rezim militer Soeharto. Operasi tim ini kemudian terbongkar. Kristiono dan 10 anggota Tim Mawar pun diseret ke Mahkamah Militer Tinggi II pada April 1999.
Di awal 2022, Untung ditunjuk menjadi Pangdam Jaya yang didasarkan pada Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/5/I/2022 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di lingkungan TNI. Jenderal Andika pun tak menampik memang telah menunjuk Untung menjadi Pangdam Jaya. Sebelumnya, Andika memang sudah kenal cukup dekat dengan Untung lantaran menjadi staf khusus Panglima TNI.
Sementara, Mayjen Mulyo Aji dipromosikan menjadi jenderal bintang tiga dan ditempatkan Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan.
Lalu, bagaimana rekam jejak Untung di TNI? Mengapa ia bisa tetap berkarier di TNI meski terbukti di Mahkamah Militer II bersalah lantaran menculik paksa sejumlah aktivis pada periode 1997-1998?