Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Rapat Persatuan Ahli Gizi Indonesia
Menko bidang Pangan, Zulkifli Hasan menggelar rapat dengan Persatuan Ahli Gizi Indonesia atau Persagi. (IDN Times/Pitoko)

Intinya sih...

  • PERSAGI didirikan pada tahun 1957 sebagai organisasi independen dan nirlaba yang menghimpun para ahli gizi di Indonesia.

  • Tujuan PERSAGI berpusat pada peningkatan kesejahteraan rakyat lewat perbaikan gizi dan pengembangan ilmu pengetahuan bidang gizi.

  • Kegiatan PERSAGI meliputi pelatihan, kursus, dan acara besar seperti Temu Ilmiah Nasional 2025 untuk memajukan ilmu gizi di Indonesia.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pernyataan Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal mengenai Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sempat memicu kontroversi. Hal ini terjadi setelah ia menyebut bahwa fungsi pengawasan gizi tidak membutuhkan tenaga profesional seperti Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), melainkan cukup oleh tenaga nonprofesional lulusan SMA yang cakap.

Pernyataan ini pun ramai dikecam, hingga akhirnya Cucun menyampaikan permohonan maaf atas pernyataannya yang dinilai menyinggung profesi ahli gizi.

"Saya menyampaikan permohonan maaf apabila dinamika pembahasan di dalam ruangan terkait tuntutan aspirasi sempat menjadi konsumsi publik, dan dianggap menyinggung profesi ahli gizi," kata Cucun dalam keterangan di akun Instagramnya, dikutip Selasa (18/11/2025).

Lantas, apa sebetulnya organisasi ahli gizi yang bernama PERSAGI? Berikut profilnya.

1. Profil PERSAGI yang didirikan sejak 1957

DPP PERSAGI Gelar Rapat Koordinasi Tahun 2025 Bahas Arah Strategis dan Program Organisasi (dok. DPP Persagi)

Dikutip di laman resminya, Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) atau Indonesian Nutrisionist and Dietitian Association adalah organisasi independen dan nirlaba yang menghimpun para ahli gizi di Tanah Air.

PERSAGI berdiri pada 13 Januari 1957, meski saat itu masih bernama Persatuan Ahli Nutrisionis Indonesia. Nama ini disempurnakan menjadi Persatuan Ahli Gizi Indonesia pada 19 November 1989.

Organisasi ini dijiwai oleh Standar Profesi Nutrisionis dan Standar Profesi Dietisien, serta terdaftar di Kementerian Kesehatan RI sebagai organisasi profesi. PERSAGI memiliki motto "SVASTHA HARENA" yang berarti perbaikan kesehatan melalui makanan/gizi.

2. Tujuan PERSAGI berpusat pada peningkatan kesejahteraan rakyat lewat perbaikan gizi

Seorang balita yang sedang dalam penanganan peningkatan gizi di Rumah Anak SIGAP Desa Tuwel Tegal. (IDN Times/Dok Tanoto Foundation)

Sebagai organisasi profesi yang tidak berafiliasi kepada suatu organisasi politik, tujuan utama PERSAGI sangat berfokus pada kesejahteraan masyarakat dan pengembangan profesi.

Tujuan utamanya adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui perbaikan gizi dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. Selain itu, organisasi ini bertujuan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang gizi melalui penyusunan kebijakan gizi, menyusun standar profesi ahli gizi, dan mendorong penelitian tentang bidang gizi.

PERSAGI juga aktif dalam membina dan mengembangkan kemampuan profesional serta meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

3. Kegiatan PERSAGI

Menko bidang Pangan, Zulkifli Hasan menggelar rapat dengan Persatuan Ahli Gizi Indonesia atau Persagi. (IDN Times/Pitoko)

Tak hanya itu, Komitmen PERSAGI terhadap pengembangan ilmu gizi dibuktikan melalui berbagai kegiatan rutin dan acara besar. Secara berkala, PERSAGI menyelenggarakan berbagai pelatihan, seperti Pelatihan Asuhan Gizi, Pelatihan Kuliner, hingga Kursus Penyegar Ilmu Gizi.

Salah satu agenda besar terbarunya adalah Temu Ilmiah Nasional (TIN) 2025 pada 11-12 Juli di Jakarta. Acara ini melibatkan narasumber dari berbagai institusi penting seperti Badan Pangan Nasional, Bappenas, BPOM, hingga ahli dari Jepang.

Dalam TIN 2025, PERSAGI juga melakukan Soft Launching Buku Penuntun Diet dan Terapi Gizi (untuk Dewasa dan Anak) yang menjadi acuan resmi para ahli gizi dalam menjalankan peran dan fungsinya.

Editorial Team