Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Profil PT Gajah Mitra Paragon
Tampak depan kantor PT Gajah Mitra Paragon Garment yang memproduksi seragam dengan motif baru TNI. (Dokumentasi PT Gajah Mitra Paragon)

Intinya sih...

  • PT Gajah Mitra Paragon didirikan pada 2015 di Bandung, Jawa Barat.

  • Perusahaan ini bergerak di bidang tekstil dan pakaian jadi nomor satu di Indonesia.

  • Mereka menerima pengerjaan seragam mulai dari desain, pemotongan, jahit, kontrol kualitas, hingga pengiriman.

  • PT Gajah Mitra Paragon pernah dikunjungi oleh militer Zimbabwe.

  • ZDF berkunjung ke industri pertahanan Indonesia dalam rangka pemenuhan kebutuhan militernya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Tentara Nasional Indonesia (TNI) resmi mengenalkan seragam baru di puncak HUT ke-80 pada Minggu, 5 Oktober 2025 lalu. Seragam baru itu memiliki warna hijau lebih terang atau sage green dibandingkan motif loreng malvinas yang sudah digunakan selama lebih dari 40 tahun.

Bila dilihat sepintas, motif dan warna seragam baru TNI menyerupai pakaian dinas lapangan (PDL) milik pasukan Kostrad TNI Angkatan Darat (AD). Seragam baru tersebut bakal dipakai oleh ketiga matra.

Berdasarkan informasi yang IDN Times peroleh, seragam tersebut diproduksi oleh PT Gajah Mitra Paragon yang berlokasi di Bandung. Anggaran pengadaan seragam tersebut diambil dari Kementerian Pertahanan.

"DPL produksi PT Gajah Mitra Paragon Bandung," ujar seorang perwira tinggi TNI yang dihubungi melalui pesan pendek pada Selasa, 7 Oktober 2025 lalu.

Kementerian Pertahanan tidak mengonfirmasi nama perusahaan yang membuat seragam baru TNI. Mereka hanya menyebut seragam tersebut buatan perusahaan dalam negeri.

"(Seragam) produksi lokal, perusahaan di dalam negeri," ujar Kepala Biro Informasi Pertahanan Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang kepada IDN Times pada Selasa kemarin.

Berikut profil PT Gajah Mitra Paragon Bandung yang memproduksi seragam baru TNI.

1. PT Gajah Mitra Paragon berdiri sejak tahun 2015

Motif baru dalam seragam TNI yang akan dipakai serentak pada HUT ke-80 5 Oktober. (Dokumentasi Kemhan)

Berdasarkan situs resmi yang diakses, PT Gajah Mitra Paragon didirikan pada 2015 di Bandung, Jawa Barat. Perusahaan Gajah Mitra Paragon bergerak di bidang tekstil dan pakaian jadi nomor satu di Indonesia. Ia merupakan anak usaha dari PT Gajah Angkasa Perkasa.

Mereka tidak hanya memproduksi seragam saja, tetapi turut merambah ke sepatu, aksesoris, batik, celana hingga baju koko. Di bagian pelanggan, PT Gajah Mitra Paragon turut melampirkan sejumlah klien yang pernah diajak bekerja sama. Mulai dari TNI, kepolisian, Badan Intelijen Negara (BIN), Sekolah Intelijen Negara, dan imigrasi.

"Tuntutan dan kepercayaan dari pelanggan menginspirasi kami untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produk kami. Oleh karena itu, kami tidak pernah berkompromi dengan kualitas material dan sumber daya manusia," demikian yang tertulis di dalam situs tersebut.

Mereka menerima pengerjaan seragam mulai dari desain, pemotongan, jahit, kontrol kualitas, penguapan, pengemasan, hingga pengiriman.

2. PT Gajah Mitra Paragon pernah dikunjungi oleh militer Zimbabwe

Kunjungan dari Kepala Logistik militer Zimbabwe ketika berkunjung ke PT Gajah Mitra Paragon Bandung. (Dokumentasi Kemhan)

Di sisi lain, sempat terdapat informasi di situs resmi Kementerian Pertahanan bahwa PT Gajah Mitra Paragon berlokasi di Bandung itu dikunjungi oleh delegasi Kepala Logistik Militer Zimbabwe (ZDF) pada Juni 2023 lalu.

ZDF berkunjung ke industri pertahanan Indonesia dalam rangka pemenuhan kebutuhan militernya dan ini merupakan sebagai wujud tindaklanjut hasil kunjungan pada pelaksanaan The 9th Indo-Defence and Forum di Jakarta pada bulan November 2022.

Kunjungan kali ini dilaksanakan kembali oleh Chief of Logistic Defence Forces Zimbabwe Mayor Jenderal HT Dube selaku Head of Delegation. Mereka mengidentifikasi beberapa industri dan pabrik yang memiliki kapasitas dalam clothing material dan military hardware serta diskusi tentang mekanisme pembayaran dan teknik pengiriman.

3. Pengadaan seragam baru TNI dikritik sebagai sesuatu yang tidak perlu

Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI Soleman B. Ponto ketika berbicara dalam diskusi virtual pada Senin, 8 November 2021 (Tangkapan layar YouTube KontraS)

Sementara, mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS), Laksamana Muda (Purn) Soleman B. Ponto menilai perubahan motif loreng di seragam Pakaian Dinas Lapangan (PDL) bukan sesuatu yang mendesak. Menurutnya, perubahan motif seragam tersebut malah menghabiskan anggaran negara.

"Dulu kan sudah ada satu seragam di TNI, hijau malvinas itu. Sama saja kan? Kenapa sekarang bikin baru lagi? Kenapa gak balik lagi saja ke hijau TNI (malvinas)?" ujar Ponto ketika dihubungi IDN Times melalui telepon pada Selasa (7/10/2025).

"Ini tidak urgent juga. Dulu milliter pernah pakai satu seragam yang sama TNI, lalu kembali ke masing-masing matra bikin sendiri, sekarang mau disamakan lagi. Kan berapa banyak duit habis itu?" tanyanya lagi.

Ia pun mempertanyakan pernyataan TNI yang menyebut pergantian motif agar lebih mudah tersamarkan sesuai dengan vegetasi Indonesia ketika berperang. Dalam pandangannya, tugas TNI untuk mempertahankan diri dari ancaman luar negeri.

"Artinya (kalau dari pernyataan itu), kita mau berperang di Indonesia? Ini kita mau berperang di negara sendiri dong?" tanyanya.

Ponto menggarisbawahi justru yang harus dihindari jangan sampai terjadi peperangan di wilayah sendiri. Peperangan terjadi bila ada tentara dikirim ke luar negeri atau mempertahankan diri dari ancaman pihak luar.

"Itu gimana logika berpikirnya? Perang kok mau di Indonesia," imbuhnya.

Editorial Team