Rieke Diah Pitaloka (instagram.com/riekediahp)
Lama bergelut di dunia hiburan, Rieke Diah Pitaloka kemudian terjun ke dunia politik dengan menjadi wakil sekretaris jenderal DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Dia kemudian mengundurkan diri dari partai tersebut, dan bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Dalam live Instagram bersama IDN Times beberapa tahun lalu, Rieke Diah Pitaloka mengatakan, dia aktif berunjuk rasa sejak masih duduk di bangku kuliah. Kala itu ajakan demo datang dari kakaknya yang juga satu almamater dengannya. Rieke Diah Pitaloka kerap dijemput sang kakak untuk melakukan aksi unjuk rasa di banyak tempat.
“Saya berpikir, untuk membela rakyat tidak bisa tidak masuk partai politik karena sistem politik kita dengan partai politik, dan keputusan di DPR juga diputuskan oleh anggota DPR yang merupakan perwakilan partai politik,” kata Rieke Diah Pitaloka.
Keputusan Rieke Diah Pitaloka untuk menjadi seorang politikus semakin kuat, puncaknya saat reformasi 1998, ia bersama seluruh mahasiswa di Indonesia melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran di DPR untuk menuntut mundurnya Presiden Soeharto yang telah berkuasa selama 32 tahun tersebut.
Setelah lulus kuliah, ia memulai karier politiknya di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Di PKB, Rieke belajar banyak mengenai politik dari Ketua Umum PKB saat itu, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, hingga dia dipercaya menduduki jabatan Wasekjen.
“Pindah ke PDIP saat itu karena beliau (Gus Dur) sakit. Beliau bilang ‘Kamu jangan berhenti di partai politik, temui Bu Mega (Megawati) supaya kamu bisa bergabung di PDIP’. Saya waktu itu bertemunya Pak Taufik Kiemas, setelah itu saya bergabung dengan PDIP,” tuturnya.
Rieke pernah mencalonkan diri menjadi gubernur Jawa Barat pada 2013, berpasangan dengan Teten Masduki. Pasangan ini menamakan diri mereka PATEN dan diusung oleh PDIP dengan no urut 5. Namun pasangan ini harus mengakui keunggulan lawannya. Mereka harus puas berada di posisi kedua, pasangan dengan perolehan suara terbanyak.