Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Nadiem Makarim, Mendikbud (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Jakarta, IDN Times - Mendikbud Nadiem Makarim akhirnya buka suara terkait kisruh dalam Program Organisasi Penggerak (POP). Sebelumnya, program ini dinilai janggal oleh sejumlah pihak.

"Kemendikbud telah memutuskan untuk melakukan proses evaluasi lanjutan untuk POP, proses ini akan melibatkan berbagai macam pakar pendidikan dan organisasi masyarakat (ormas) di bidang pendidikan, dan lembaga lainnya," kata Nadiem dalam konferensi pers virtual, Jumat (24/7/2020).

1. Ada tiga hal yang menjadi objek evaluasi

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim memaparkan Merdeka Belajar Episode 4: Program Organisasi Penggerak (YouTube/KEMENDIKBUD RI)

Nadiem menuturkan, ada tiga hal yang akan dievaluasi dalam POP. Pertama, akan ada verifikasi yang lebih ketat dan transparansi dalam sistem seleksi. Kedua, Kemendikbud bakal memastikan semua organisasi yang lulus seleksi memiliki integritas dan kredibilitas.

"Ketiga pastikan efektivitas daripada pelaksanaan program masing-masing organisasi bisa dilakukan selama pandemik COVID ini. Tiga hal itu yang menjadi objek utama selama evaluasi," tutur.

2. Evaluasi dilakukan selama 3-4 pekan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim memaparkan Merdeka Belajar Episode 4: Program Organisasi Penggerak (YouTube/KEMENDIKBUD RI)

Nadiem mengatakan, evaluasi diputuskan berdasarkan masukan dari berbagai pihak. Dia mengatakan, proses evaluasi itu kurang lebih membutuhkan waktu 3-4 pekan ke depan.

"Dasar melakukan evaluasi ini untuk memastikan teman-teman penggerak organisasi terpilih bisa melaksanakan program, bisa melakukannya dengan dukungan masyarakat dan percaya menggerakkan reformasi gerakan pendidikan dan memberikan ide-de baru yang tadinya tidak terpikirkan pemerintah," kata Nadiem.

3. Apa sih POP yang lagi ramai ini?

Mendikbud Nadiem Makarim (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Perlu diketahui, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan Program Organisasi Penggerak yang merupakan bagian dari Merdeka Belajar episode 4. Program ini diharapkan dapat mendorong tercapainya Sekolah Penggerak di Indonesia.

"Waktu itu saya beserta tim menjanjikan bahwa paradigma Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan berubah menjadi lebih gotong royong. Jadi inilah buktinya," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim saat meluncurkan Program Organisasi Penggerak, Selasa 10 Maret 2020.

"Sekolah penggerak adalah suatu sekolah yang dapat menggerakkan sekolah-sekolah lain," kata Nadiem memaparkan definisi Sekolah Penggerak secara umum.

Nadiem menjelaskan, keberadaan organisasi penggerak sangat penting di tengah masyarakat. Karena itu, nantinya organisasi penggerak akan dibantu secara pendanaan oleh pemerintah melalui seleksi yang transparan dan adil, guna membantu pemerintah mentransformasi sekolah menjadi Sekolah Penggerak.

Pendaftaran Program Organisasi Penggerak ini telah dibuka sejak 2 Maret hingga 16 Maret 2020, melalui laman resmi yang disediakan Kemendikbud sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id.

Hasil verifikasi proposal akan diumumkan paling lambat pada 8 Juni 2020 melalui laman Organisasi Penggerak dan surat elektronik. Hingga Maret, Kemendikbud mencatat sudah ada 3.333 organisasi yang mendaftarkan diri dan 12.159 relawan yang siap membantu membangun pendidikan di Indonesia.

Namun, ada tiga organisasi yang mundur dari program ini di antaranya, Persyarikatan Muhammadiyah, Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif Nahdatul Ulama (NU), dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Editorial Team