Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sidang dugaan korupsi proyek BTS 4G BAKTI Kominfo di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (8/8/2023). (IDN Times/Lia Hutasoit)
Sidang dugaan korupsi proyek BTS 4G BAKTI Kominfo di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (8/8/2023). (IDN Times/Lia Hutasoit)

Jakarta, IDN Times - Eks Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengklaim proyek BTS Kominfo hanya persoalan keterlambatan. Buktinya kata dia, proyek tersebut dilanjutkan oleh Menkominfo saat ini, Budi Arie Setiadi.

Awalnya, penasihat hukum Johnny G Plate, Dion Pongkor, mengajukan pertanyaan kepada kliennya saat diperiksa sebagai terdakwa kasus korupsi BTS Kominfo di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (19/10/2023).

"Ini kan proyek tidak selesai pak. Tidak selesai tepat waktu karena terlambat. Dan, sekarang berdasarkan fakta persidangan, dua menteri pengganti bapak dilaporkan tidak selesai. Mereka minta tetap dilanjutkan proyeknya dan tidak ada masalah tuh. Bagaimana tuh perasaan bapak terhadap proyek ini, proyek BTS?" tanya Dion.

Menjawab pertanyaan tersebut, Johnny melontarkan permohonan maafnya kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang telah mempercayainya sebagai Menkominfo,

"Bahwa proyek ini yang menjadi kebijakan pemetintah dalam rangka membawa masyarakat memasuki era transformasi digital tidak selesai pada waktunya," ujar dia.

Dia pun menyampaikan permohonan maafnya kepada masyarakat pedalaman yang seharusnya mendapat layanan 4G, namun tidak tercapai.

"Namun demikian dari persidangan, saya mendapatkan informasi dari 4.200 itu, selain dari yang force majeure atau keadaan kahar, sekitar 600 desa dan kelurahan telah on air lebih dari 3.400 BTS. Itu berarti 3.400 desa yang sudah terlayani dengan sinyal 4G," kata Johnny.

Politikus Partai NasDem itu berharap layanan 4G proyeknya dapat digunakan dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.

"Kedua, saya menyadari terjadi keterlambatan. Namun, satu hal yang saya pelajari menggunakan semua kemampuannya untuk memaksimalkan hasil dan melanjutkan proyek ini dengan penuh risiko," ujar Johnny.

Editorial Team