Kunjungan PT HM Sampoerna Tbk ke petani tembakau binaan di Wonogiri, Jawa Tengah, Kamis (7/7/2022). (IDN Times/Irfan Fathurohman)
Di Wonogiri, program kemitraan Sampoerna dilaksanakan melalui perusahaan pemasok tembakau, PT Sadhana Arifnusa, yang secara konsisten memberikan bimbingan bagi para petani mitra.
Pendampingan tersebut berlangsung sejak pembibitan, penanaman, hingga panen guna menjaga kualitas tembakau yang dihasilkan. Selain Wonogiri, program tersebut juga dijalankan di sejumlah sentra penghasil tembakau di pulau Jawa, seperti Rembang, Jember, dan Bondowoso.
Tanpa program kemitraan, rantai perdagangan tembakau yang panjang melalui sejumlah tengkulak berpotensi mengurangi keuntungan petani secara signifikan. Manfaat dari program kemitraan tembakau sangat dirasakan oleh petani. Hal ini turut disampaikan oleh Ketua DPD Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa tengah, Koordinator bidang kerjasama antar lembaga DPN APTI, Hafidz BR.
“Kami mendukung program kemitraan yang dilakukan pihak swasta seperti Sampoerna dan mengapresiasi peran pemerintah yang sangat memperhatikan petani tembakau. Selain memotong rantai pasok yang panjang, kemitraan juga mendorong peningkatan kualitas tembakau lewat bimbingan dan pelatihan,” ujarnya.
Ardi Praptono mendorong para petani untuk bergabung dengan program kemitraan.
“Kami mendorong petani non mitra untuk bergabung dalam program ini dan siap dalam memfasilitasi komunikasi antar industri dan petani tembakau. Dengan bergabung menjadi mitra, petani akan mendapatkan manfaat dan keuntungan yang lebih. Jaminan serapan, pembelian, ditambah lagi adanya inisiatif untuk meningkatkan ekonomi keluarga petani,” tambahnya.
Ia juga menyatakan Kementerian Pertanian menyatakan akan terus berupaya membina pelaku usaha perkebunan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas komoditas perkebunan termasuk tembakau yang bermutu baik dan semakin berdaya saing di pasar global.