Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Puan Maharani dan Saan Mustopa jumpa pers di Gedung DPR RI
Ketua DPR RI Puan Maharani (kanan) dan Wakil Ketua DPR Saan Mustopa (kiri) dalam jumpa pers di Gedung DPR RI. (IDN Times/Amir Faisol)

Intinya sih...

  • Puan meminta Kemendikdasmen gandeng psikolog dan psikiater untuk mendampingi para korban bentuk trauma healing.

  • Mendikdasmen akan membentuk tim antibullying untuk menangani kasus perundungan (bullying) yang terjadi di sekolah-sekolah.

  • Presiden Prabowo Subianto memberikan atensi terkait maraknya kasus perundungan (bullying) di sejumlah sekolah dan meminta semua kasus perundungan di sekolah harus diatasi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan, Indonesia kini tengah memasuki darurat perundungan atau bullying. Ia mengaku prihatin dengan situasi yang terjadi.

Puan meminta Komisi X DPR untuk memanggil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti untuk mengevaluasi serius fenomena bullying yang sudah mengkhawatirkan di sekolah-sekolah.

"Saya bersama dengan pimpinan mungkin juga sudah mulai mengatakan ini sudah darurat, karena terjadi kembali dan terulang lagi," kata Puan di Gedung DPR RI, Selasa (18/11/2025).

1. Minta Kemendikdasmen gandeng psikolog dan psikiater

Ketua DPR RI Puan Maharani (kanan) dan Wakil Ketua DPR Saan Mustopa (kiri) dalam jumpa pers di Gedung DPR RI. (IDN Times/Amir Faisol)

Puan meminta Kemendikdasmen menggandeng pihak profesional seperti psikolog dan psikiater untuk mendampingi para korban bentuk trauma healing.

Ia juga menekankan, para remaja ini menjadi harapan bangsa di masa depan, sehingga tidak boleh ada kekerasan lagi dari mereka untuk mereka, baik kekerasan fisik, mental, dan jiwa.

"Jadi, tidak ada yang diperbolehkan atau diperkenankan, dari mereka kepada mereka untuk melakukan hal-hal yang kemudian membuat di antara mereka itu melakukan kekerasan, apakah itu kekerasan fisik, kekerasan mental, ataupun kekerasan jiwa," kata dia.

2. Mendikdasmen akan bentuk tim antibullying

Mendikdasmen Abdul Mu'ti di agenda G20 Afrika (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI Abdul Mu'ti menyatakan, akan membentuk tim antibullying untuk menangani kasus perundungan (bullying) yang terjadi di sekolah-sekolah. Hal ini menindaklanjuti maraknya kasus bullying yang mendapat atensi khusus dari Presiden Prabowo Subianto.

Selain itu, Mu'ti juga mengaku segera mengeluarkan peraturan menteri (permen) untuk mengganti permen lama terkait penanganan kasus-kasus bullying di sekolah.

"Nanti kita akan bentuk tim yang ada di sekolah dengan pendekatan yang lebih humanis, komperhensif, dan partisipatif, nanti melibatkan orang tua, melibarkan murid, dan juga masyarakat," kata Mu'ti usai menemani kunjungan Presiden Prabowo di SMPN 4 Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (17/11/2025).

Ia berharap, keberadaan tim khusus ini bisa mencegah kasus-kasus perundungan di sekolah.

"Sehingga berbagai kekersan yang selama ini terjadi tidak terulang lagi di masa-masa yang akan datang," kata dia.

3. Prabowo soroti maraknya kasus bullying

Momen Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Pendidikan Dasar dan Mengah, Abdul Mu'ti duduk di ruang kelas SMPN 4 Bekasi, Jawa Barat. (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)

Presiden Prabowo Subianto memberikan atensi terkait maraknya kasus perundungan (bullying) di sejumlah sekolah. Kepala Negara meminta semua kasus perundungan di sekolah harus diatasi.

Hal tersebut diungkap Prabowo usai meluncurkan interactive flat panel (IFP) atau smartboard di SMPN 4 Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (17/11/2025). Pada kesempatan itu, Presiden Prabowo ditanya terkait kasus siswa SMPN 19 Tangerang Selatan yang dirundung hingga mengakibatkan trauma dan berakhir meninggal dunia.

"Itu harus kita atasi," tegas Prabowo.

Kapolres Tangerang Selatan (Tangsel) AKBP Victor Daniel Henry Inkiriwang memastikan proses penyelidikan kasus dugaan perundungan terhadap siswa SMPN 19 Ciater, MH (13), tetap berjalan meski korban meninggal dunia pada Minggu (16/11/2025).

Pernyataan itu disampaikan Victor saat melayat ke rumah duka keluarga korban di Kampung Maruga, Ciater, Serpong. Penyidik sudah memeriksa enam saksi, termasuk keluarga korban dan pihak sekolah.

Polisi juga telah meminta keterangan ahli medis dari rumah sakit yang menangani Hisyam sebelum dirujuk ke RS Fatmawati.

“Kami sudah bergerak sejak awal, bahkan sebelum ada laporan resmi dari pihak keluarga. Proses penyelidikan tetap berjalan,” ujar Victor.

Editorial Team