Ganjar Pakai Baju Adat Pulau Rote, Mahfud Baju Madura saat debat Cawapres pada Jumat (22/12/2023). (IDN Times/Irfan Fathurohman)
Ganjar juga bercerita ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, banyak warga Jepang yang datang ke Tawangmangu untuk menerapkan teknologi pertanian infus jeruk.
Pada waktu kecil, kegiatan warga Jepang itu sempat membuat Ganjar bingung. Dia juga berteman dengan anak-anak keturunan Jepang, dan bertukar kirim lukisan.
"Saya ingat, dulu waktu jeruk kena virus itu datang tim dari Jepang. Saya masih ingat betul, itu waktu SD. Baru tahu ternyata pohon jeruk itu diinfus, termasuk jeruk yang di rumah ini dulu ditempeli infus. Apakah itu eksperimen atau memang tenaga yang disiapkan untuk merawat dan menghidupkan kembali pohon yang diserang virus itu," kenang Ganjar.
Mengenai rumah yang sekarang sudah dimiliki dan ditinggali keluarga besarnya itu, Ganjar menyebut, rumah masa kecilnya itu sebagai bagian dari proses perjalanan hidup.
Dia bahkan mengingat bagaimana dari depan rumahnya dapat melihat pemandangan bukit Mogol. Di sana juga Ganjar belajar hidup mandiri dan memahami bagaimana kebutuhan pokok bisa diambil dari kebun sendiri.
"Dari kecil diajari masak dan cuci piring. Itu berguna, karena ketika sudah dewasa bisa mandiri. Lalu dari kebun itu hampir semua kebutuhan sehari-hari ambil di situ, bahkan orang datang membeli hasil panen atau sekadar berbagi hasil panen dengan tetangga," kenang Ganjar, lagi.
Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.