Jakarta, IDN Times - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan perbaikan jembatan Gladak Perak yang putus akibat terdampak erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, membutuhkan anggaran sekitar Rp100 miliar. Sedangkan, waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki jembatan tersebut sekitar satu tahun.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR, Hery Rahadian, mengatakan tingkat kerusakan jembatan yang menghubungkan Lumajang dan Malang itu tergolong parah. Ia menjelaskan pondasi penopang dari bawah sudah terkikis terjangan lahar dingin. Situasi itu diperparah dengan pengaruh awan panas guguran dari Gunung Semeru.
Maka ke depan, kata Hery, Kementerian PUPR bakal melakukan konstruksi ulang struktur bangunan jembatan Gladak Perak. Tujuannya agar jembatan tersebut tidak lagi bergantung ke pondasi di bawah.
"Nanti akan kami ganti dan konstruksinya akan dibalik. Ini runtuhnya kan bangunan bawah, jadi nanti kami tidak akan gunakan pondasi di bawah, tapi sifatnya nanti melengkung ke atas," ungkap Hery usai memantau bekas reruntuhan jembatan Gladak Perak di Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, seperti dikutip dari kantor berita ANTARA, Rabu (8/12/2021).
Hery mengatakan untuk lokasi, lebar dan panjang bangunan jembatan akan menyerupai ketika jembatan tersebut belum rusak diterjang lahar dingin.
"Untuk titiknya tetap dan bentangannya relatif sama. Kecuali, ada kebutuhan yang lain nantinya," kata dia.
Namun, proses pembangunan jembatan baru bisa diwujudkan bila kondisi sudah benar-benar kondusif. Saat ini awan panas susulan Gunung Semeru masih terus berguguran.
Lalu, apakah ada penambahan korban jiwa akibat erupsi Semeru yang terjadi pada 4 Desember 2021?