Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno saat meninjau Kota Tua
Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno saat meninjau Kota Tua. (Dok. Pemprov DKI Jakarta)

Intinya sih...

  • Revitalisasi Kota Tua dilakukan secara komprehensif dan lintas sektor

  • Penataan kawasan harus sejalan dengan operasional MRT

  • Kota Tua berpotensi menjadi simpul aktivitas dengan jutaan pengunjung

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menata dan merevitalisasi kawasan Kota Tua secara menyeluruh dan berkelanjutan. Penegasan ini disampaikan saat ia meninjau kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Rabu (17/12/2025)

“Peninjauan hari ini menjadi bukti keseriusan Pemprov DKI Jakarta dalam menggarap Kota Tua. Kawasan ini memiliki sejarah panjang sehingga penanganannya harus dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan seluruh pihak terkait,” ujarnya.


1. Revitalisasi Kota Tua dilakukan secara komprehensif dan lintas sektor

Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno saat meninjau Kota Tua. (Dok. Pemprov DKI Jakarta)

Rano Karno menyatakan, revitalisasi Kota Tua bukan pekerjaan singkat dan telah melalui proses panjang selama lebih dari satu dekade.

Karena itu, penataan kawasan harus dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu serta kolaborasi lintas instansi, mengingat nilai sejarah Kota Tua yang tinggi.


2. Penataan kawasan harus sejalan dengan operasional MRT

Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno saat meninjau Kota Tua. (Dok. Pemprov DKI Jakarta)

Wagub menekankan bahwa penataan Kota Tua tidak boleh tertinggal dari pembangunan infrastruktur transportasi massal, khususnya MRT. Menurutnya, revitalisasi kawasan harus berjalan beriringan dengan operasional MRT agar kawasan sekitar stasiun tertata dengan baik dan tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari.

“Ini adalah titik awal. Ketika nanti stasiun MRT selesai dibangun di kawasan ini, penataan Kota Tua harus berjalan bersamaan. Jangan sampai MRT sudah beroperasi, tetapi kawasan sekitarnya belum tertata. Itu sudah sangat terlambat,” tegasnya.

3. Kota Tua berpotensi menjadi simpul aktivitas dengan jutaan pengunjung

Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno saat meninjau Kota Tua. (Dok. Pemprov DKI Jakarta)

Setelah terintegrasi dengan MRT, TransJakarta, dan moda transportasi lain, Kota Tua diperkirakan akan menampung sekitar 2,5 juta orang per hari. Potensi besar ini, menurut Rano, harus dikelola secara tertib agar kawasan tetap nyaman, termasuk melalui pengaturan aktivitas ekonomi, penataan pedagang kaki lima (PKL), serta penyediaan area parkir dan area usaha telah disiapkan agar kegiatan ekonomi tetap berjalan tertib tanpa mengganggu fungsi kawasan bersejarah.

“Artinya, setiap hari sekitar 2,5 juta orang akan berada dan beraktivitas di kawasan ini. Potensi yang sangat besar ini harus diatur dan dikelola dengan baik agar Kota Tua dapat dinikmati secara nyaman oleh semua pihak,” jelasnya.

Lebih lanjut, Wagub Rano mengungkapkan bahwa Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung secara khusus memberikan mandat kepadanya untuk memimpin proses revitalisasi Kota Tua. Ke depan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membentuk kelembagaan tersendiri serta merumuskan pembagian peran dan tanggung jawab yang tegas antarinstansi terkait.

“Kami akan menindaklanjuti dengan pembentukan kelembagaan dan menyusun secara jelas siapa bertanggung jawab atas apa. Ini sedang dan akan terus kami susun sebagai bagian dari keseriusan revitalisasi Kota Tua,” tutup Wagub Rano.

Editorial Team