Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres) Gibran Rakabuming Raka mengunjungi sejumlah stan Perusahaan (pemberi kerja) pada Festival Vokasi Temu Mitra Industri (Dok. Diskominfo Medan)
Gibran juga membuka kanal pengaduan Lapor Mas Wapres. Kebijakan ini menuai sorotan praktisi kebijakan publik, Yanuar Nugroho.
Dia menilai, program kanal aduan masyarakat yang diinisiasi Gibran tersebut tidak substansial. Sebab, sudah ada kanal aduan serupa di era kepemimpinan mantan Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang bernama SP4N LAPOR.
Bahkan, SP4N LAPOR tersedia dalam berbagai platform. Mulai dari situs resmi hingga WhatsApp. Warga juga tidak perlu jauh-jauh mendatangi Istana Wapres di Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
"Ini kan yang dikerjakan oleh Gibran substansial atau tidak? Menurut saya, tidak substansial. Tujuannya, agar tetap dikenal orang atau fame," ujar Yanuar ketika dihubungi IDN Times melalui telepon, Rabu (13/11/2024).
Yanuar mengatakan, popularitas dan sorotan publik itu dibutuhkan oleh Gibran agar tetap dianggap penting dan relevan sebagai Wakil Presiden. Hal itu karena selama ini dia tidak dianggap sebagai Wapres.
Ia menilai, Gibran tahu bahwa publik tak menganggapnya sebagai Wapres yang memiliki kapasitas. Publik lebih banyak memperhitungkan Presiden Prabowo Subianto sebagai pemimpin.
"Kan kalau melihat sentimen publik, publik itu lebih melihat ke Prabowo daripada Gibran. Jadi, dalam jangka pendek ini, dia juga mau ikut diperhitungkan bahwa dia itu ada. Ini soal eksistensi aja," kata dia.
Apalagi, kata mantan Deputi II di Kantor Staf Presiden (KSP) itu, di kepemimpinan Prabowo, semua kewenangan Wapres diambil alih langsung Presiden atau didelegasikan ke kementerian lain.