Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi transaksi. (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi transaksi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Bekasi, IDN Times - Ratusan sopir angkutan barang bakal menggelar aksi demontrasi di depan Kantor Pemerintahan Kota Bekasi, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Bekasi Selatan pada Jumat (14/6/2024). 

Ketua Umum Rumah Berdaya Pengemudi Indonesia (RBPI), Ika Rostanti, mengatakan aksi tersebut berasal dari keresahan para sopir yang menjadi korban pungutan liar (pungli) oleh oknum petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi. Nantinya, saat menggelar aksi, ratusan sopir tersebut akan membawa kendaraannya ke Kantor Pemkot Bekasi. 

"Besok (hari ini, red) itu adalah bentuk penyampaian aspirasi teman-teman pengemudi yang selama ini merasa resah dan gelisah setiap kali melintas Kota Bekasi," katanya kepada wartawan, Kamis (13/6/2024). 

1. Oknum Dishub incar mobil dari luar Kota Bekasi

Operasi gabungan Dishub Kota Jogja. (Dok. Istimewa)

Ika mengatakan, oknum petugas Dishub itu kebanyakan mengincar mobil angkutan barang yang berasal dari luar Kota Bekasi. Bahkan, petugas Dishub yang awalnya tidak terlihat, beberapa saat kemudian langsung memberhentikan kendaraan yang berasal dari luar daerah tersebut. 

"Kota Bekasi itu seperti horor banget bagi para pengemudi angkutan barang, khususnya yang melintas dari luar daerah itu penuh misteri. Tiba-tiba, jalanan sepi (petugas) dan tiba-tiba muncul sekian orang entah dari mana datangnya dengan berseragam Dishub," jelasnya. 

Dia juga menyebut, ketidaknyamanan para sopir saat melintas di wilayah Kota Bekasi sudah dirasakan selama bertahun-tahun. 

"Kawan-kawan pengemudi ini merasakan ketidaknyamanan setiap kali masuk Bekasi dan ini terkait dengan pungli yang dilakukan oleh oknum Dishub," ujar Ika. 

2. Besaran pungli sebesar Rp100 ribu

Ketua Umum Rumah Berdaya Pengemudi Indonesia (RBPI), Ika Rostanti. (IDN Times/Imam Faishal)

Dia mengatakan, oknum Dishub tersebut selalu mencari-cari kesalahan para sopir angkutan barang. Bahkan, menurut Ika, jika terbukti tidak memiliki kesalahan, para sopir pun masih tetap dimintai uang oleh oknum tersebut. 

"Ini bukan tentang Rp100 ribunya, tapi tentang bahwa pemerintah itu seperti apa sih kok rakyat kan udah setengah mati cari makan sendiri dan negara tidak pernah hadir. Uang Rp10 ribu, Rp20 ribu sampai Rp100 ribu bagi rakyat kecil itu berharga banget," ujar Ika.

3. Aksi demonstrasi diharapkan dapat didengar

Ilustrator demontrasi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Ika mengatakan, pihaknya sudah pernah berkomunikasi dengan Dishub terkait pungli di Kota Bekasi. Namun, praktik pungli masih dialami oleh para sopir. 

"Pernah komunikasi dari Dishub dan driver, tapi terulang kembali," katanya. 

Dia berharap, aksi tersebut dapat didengar dan menghilangkan praktik pungli yang terjadi di Dishub Kota Bekasi. 

"Jadi, kami hanya ingin juga mendorong Pemkot Bekasi untuk sama-sama kawal. Bareng-bareng mengubah imej yang tidak baik tentang kota Bekasi di mata para pengemudi," ujar Ika.

Editorial Team