Rayuan Parpol untuk Jokowi dan Keluarga

Intinya sih...
- PDIP memecat Jokowi dan keluarganya karena dianggap menyimpang dari ideologi partai
- PAN siap menerima Jokowi dan keluarganya dengan karpet biru, termasuk KTA jika hijrah dari PDIP
- Golkar juga membuka pintu untuk Jokowi dan Gibran selama setia pada Pancasila dan UUD 1945
Jakarta, IDN Times - Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto secara tegas menyampaikan, Presiden ke-7 RI Joko "Jokowi" Widodo beserta keluarganya, termasuk putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, sudah bukan bagian dari PDIP.
Hasto menilai, Jokowi beserta keluarganya telah menyimpang dari ideologi-ideologi partai. Menurutnya, Jokowi memiliki ambisi politik yang tidak pernah berhenti menggunakan kekuasaan selama menjabat sebagai Presiden RI.
"Saya tegaskan kembali, bahwa Pak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDI Perjuangan," ujar Hasto, di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/2024).
Pernyataan Hasto itu membuat elite partai politik ramai-ramai membuka pintu untuk Jokowi. Beberapa elite partai menyatakan siap merangkul Jokowi beserta keluarganya. Terlebih, Jokowi dinilai sebagai presiden yang memiliki tingkat kepuasan publik yang tinggi.
1. Karpet biru dari PAN untuk Jokowi dan keluarga
Sekjen DPP PAN Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio menyatakan, partainya siap menyambut Jokowi dan keluarga. Dia menegaskan, PAN siap 1.000 persen menerima Jokowi dan keluarga bila mau bergabung menjadi bagian dari partai berlambang matahari putih tersebut.
"Pokoknya gini, Pak Jokowi 1.000 persen kalau mau masuk PAN diterima. Welcome, ada karpet biru buat Bapak Jokowi, silakan," kata Eko di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (5/12/2024).
Eko menambahkan, PAN akan selalu terbuka bagi Jokowi dan keluarganya jika nanti mau hijrah dari PDI Perjuangan. Tak hanya itu, sebagai Sekjen PAN, Eko mengaku siap memberikan karpet biru langsung kepada Jokowi dan keluarganya.
Eko menyebut, kartu tanda anggota (KTA) buat Jokowi dan keluarga juga bisa dikeluarkan jika ingin bergabung.
"Keluarganya, semuanya deh pokoknya terbuka untuk pak Jokowi untuk masuk. Saya sebagai sekjen memberikan karpet biru untuk bapak Jokowi," kata dia.
2. Golkar membuka tangan
Bersamaan dengan itu, Sekjen DPP Partai Golkar, Sarmuji mengatakan, partainya membuka pintu untuk menerima Jokowi dan keluarganya.
Kendati demikian, ia menyadari, sebagai seorang warga negara, Jokowi tentu bebas menentukan pilihannya untuk bergabung dengan partai politik mana pun, setelah tak lagi menjadi bagian dari PDIP. Ia juga meyakini, Jokowi akan melakukan berbagai pertimbangan untuk masuk partai politik.
Namun, partai berlambang pohon beringin itu selalu terbuka bagi Jokowi dan keluarganya bila mau menjadikan partai itu sebagai kendaraan politiknya di masa mendatang.
Selama ini, menurut dia, Golkar juga sangat terbuka menerima orang biasa yang mau bergabung menjadi bagian partai berlambang pohon beringin.
"Tentu Golkar akan menerima dengan tangan terbuka sebagaimana Golkar menerima orang lain juga,” kata Sarmuji.
Karena itu, dia berujar Golkar sangat terbuka menerima Jokowi, seorang mantan presiden yang tingkat kepuasan publik terhadap kepemimpinannya cukup tinggi hingga akhir masa jabatannya.
“Apalagi seorang mantan presiden, seorang presiden periode lalu yang kami yakin pengaruhnya masih cukup besar di masyarakat,” tutur dia.
Terlebih, Ketua Fraksi Partai Golkar DPR itu itu menyatakan, hubungan ketua umumnya, Bahlil Lahadalia, dengan Jokowi juga sangat dekat.
“Pasti kalau ada sinyal Pak Jokowi mau merapat ke Golkar, orang-orang dekat kita akan kasih tahu,” kata dia.
Sarmuji menegaskan, Golkar merupakan partai yang terbuka untuk menerima semua warga negara, termasuk Jokowi dan Gibran selama masih setia dengan Pancasila dan UUD 1945.
“Golkar partai terbuka menerima siapa saja asal setia dengan Pancasila dan UUD 45 pasti kita terima,” ujar dia.
3. Dasi kuning kode keras Jokowi
Sementara itu, Jokowi sebelumnya mengaku nyaman dengan partai berlambang pohon beringin itu. Kode itu juga ditunjukkan dengan dasi berwarna kuning saat hendak bertolak ke Jepang pada Sabtu, 16 Desember 2023 lalu.
Ketika itu, Jokowi menjawab pertanyaan jurnalis mengenai alasan menggunakan dasi kuning dengan santai. "Masa gak tahu," jawabnya singkat.
Di lain kesempatan, tepatnya selepas agenda peresminaan jembatan Otista di Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/12/2023), sejumlah jurnalis kembali bertanya mengenai dasi kuning.
"Sekarang gak pakai dasi," kata Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu kembali ditanya apakah nyaman dengan Golkar, sehingga menggunakan dasi berwarna kuning. Ia pun mengamini pertanyaan sejumlah awak media kala itu.
"Nyaman, he-he-he," ucapnya.
4. Hasto singgung pencalonan Gibran di Pilpres 2024
Hasto mengatakan, Gibran Rakabuming Raka otomatis tidak lagi menjadi kader PDIP ketika dicalonkan partai lain sebagai calon wakil presiden 2024. Terlebih menurut dia, pencalonan Gibran itu telah menciderai konstitusi dan demokrasi.
Hal itu dapat dibuktikan dengan pelanggaran etik terhadap Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman. Di sisi lain, menurut Hasto, DPC PDIP Kota Surakarta juga telah mengirimkan surat pemberhentian Gibran sebagai kader partai banteng.
"Pada saat itu juga ketika konstitusi saja dikebiri, maka otomatis status seluruh kelengkapan keanggotaan yang berkaitan dengan PDI Perjuangan sudah dinyatakan berakhir," kata dia.