Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
youtube.com/user/KompasTVNews

Kamis (9/6) berita tentang razia makanan di daerah Serang, Banten tersebar luas di berbagai media. Internet juga 'bergemuruh' atas aksi para Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Ada yang mendukung, ada pula yang menolak aksi tersebut. Dikutip dari tempo.co, Jusriani baru membuka warung makannya yang ada di jalur protokol. Petugas yang datang tidak neko-neko memarahi sang penjual.

Tak cukup sampai di situ, petugas mulai menyita makanannya satu demi satu. Pemilik warung yang histeris dan memohon untuk tidak lakukan tindakan tersebut pun tidak dihiraukan oleh petugas. Kepala Satu Polisi Pamong Praja Kota Serang Maman Lutfi memimpin langsung razia yang memang sudah ada dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2010 terkait pencegahan, pemberantasan dan penanggulangan penyakit masyarakat yang diantaranya melarang warung makan, restoran dan tempat hiburan malam di Kota Serang buka selama bulan suci Ramadan.

Ya, tidak bisa dipungkiri juga, peraturan ada untuk dipatuhi, tapi untuk beberapa orang ada rasa ingin melanggar. Namun, apa tujuan mereka? Mencari nafkah. Bila sang ibu hanya memiliki sumber penghasilan melalui menjual makanan, apa yang harus dilakukannya tanpa menjual makanan? Akan tetapi, bukan itu pertanyaan terbesarnya di sini.

Arogansi petugas saat melakukan razia.

Default Image IDN

Petugas harus terlihat garang, benarkah? Ya penindakan seperti yang diungkapkan oleh Maman Lutfi akan diawali dengan peringatan. Namun, tanpa peringatan, petugas datang dan langsung menyita barang dagangan. Tindakan kasar yang tidak peduli siapa yang ditindak memang benar, tapi situasi yang ada berbeda dengan menangkap penjahat yang lakukan kriminalitas tinggi.

Kemudian, bila berbicara tentang toleransi, bukankah sang penjual tidak secara terang-terangan menjual makanannya. Toh, warungnya ditutup dan bagi yang mau makan saja baru dipersilahkan masuk. Petugas seakan-akan 'membuka fakta dan dosa besar' sang ibu saat membuka kain penutup pintu masuk warung tersebut. Tindakan tersebut memunculkan pertanyaan lain, bagaimana nasib makanan yang dijual?

Akan di kemanakan makanan yang telah disita?

Editorial Team

Tonton lebih seru di