Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman memberikan keterangan kepada wartawan usai pelantikan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/11/2021). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.)
Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Tatang Subarna mengklarifikasi isi ceramah Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman, ketika berkunjung ke Papua. Dudung memberikan ceramah saat salat subuh, yang menyebut agar jangan terlalu dalam mempelajari agama.
Dudung mengawali ceramah dengan menyinggung tentang implementasi rasa syukur yang sudah diciptakan Tuhan kepada hambanya, untuk menunaikan salat. Dia menyebut tentang ilmana sebagai tingkatan keimanan umat Islam.
"Iman taklid, ada iman ilmu, ada iman iyaan, ada iman haq (haqul yaqiin), dan iman hakikat. Oleh karena itu, banyak sebagian dari orang Islam sering terpengaruh katanya hadis ini, katanya hadis itu, kata Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya jangan terlalu dalam, jangan terlalu dalam mempelajari agama," ujar Dudung yang dikutip dari akun YouTube TNI AD, Senin (6/12/2021).
Dudung juga menyebut ada dampaknya bila terlalu dalam mempelajari agama, yakni penyimpangan. "Akhirnya, terjadi penyimpangan-penyimpangan (perilaku) dan tidak taat kepada Sumpah Prajurit, Sapta Marga, dan 8 Wajib TNI," kata dia.
Menurut Tatang, Dudung menyarankan, agar para prajurit TNI mendalami ilmu agama didampingi guru yang benar-benar paham. "Maksud KSAD, mempelajari agama terlalu dalam akan terjadi penyimpangan, bila tanpa guru," cuit Tatang di akun Twitter @tni_ad dan dikutip hari ini.