Tahun depan diprediksi akan menjadi penentu jadi atau tidaknya ibukota negara Indonesia pindah ke Kalimantan. Pasalnya, Menteri Perencanaan Pembagunan Nasional Bambang Brodjonegoro mengungkapkan rencana pemindahan ibukota tersebut akan segera dieksekusi awal tahun depan. Sayangnya, rencana ini menimbulkan pro dan kontra terkait dampak selanjutnya yang akan terjadi jika ibukota benar-benar pindah ke Kalimantan, salah satunya adalah di sektor ekonomi.
Dilansir laman BBC.com, (5/7), Pengamat Perkotaan, Yayat Supriyatna memprediksi salah satu dampak yang terjadi nantinya adalah kemungkinan biaya hidup disana akan menjadi lebih mahal daripada di Jakarta. Pasalnya, sumber daya di Kalimantan tidak sebanyak yang ada di Pulau Jawa. Yayat juga mengklaim bahwa fasilitas pendidikan dan kesehatan terbaik hingga saat ini masih dipegang oleh Pulau Jawa. Pertanyaanya adalah apakah pembangunan ibu kota baru nantinya juga bisa menyamai fasilitas yang sudah ada di Pulau Jawa?
Berbeda dengan Yayat, Dosen planologi Institut Teknologi Bandung, Krishna Nur Pribadi mengatakan bahwa pulau Kalimantan bisa menjadi tempat terbaik untuk ibu kota Indonesia yang baru. Pasalnya, penduduk yang belum terlalu banyak disana membuat harga tanah menjadi rendah. Hal inilah menurut Wijanarka yang akan memicu banyak orang yang datang kesana untuk mengembangkan kota tersebut. Notabennya dari luas total 2.400 kilometer persegi Palangkaraya, hanya 50 kilometer persegi yang telah terbangun. Jadi sisanya masih sangat banyak untuk dibangun.