Cara yang digunakan Irvanto untuk menerima uang bagi Novanto tergolong canggih. Sebab, uang dari Mauritius, AS tersebut sempat sulit terlacak oleh lembaga anti rasuah. Mereka bahkan sampai harus menjalin kontak dengan Biro Federal Investigasi (FBI) dan CPIB, lembaga anti rasuah Singapura.
Tidak ingin uang haram dari Negeri Paman Sam itu terlacak, maka Irvanto menggunakan cara jasa money changer. Dalam persidangan yang digelar pada (11/01), seorang manajer money changer Riswan alias Iwan Barawa mengaku pernah didatangi oleh Irvan pada awal tahun 2012 lalu.
Irvan sempat bertanya bagaimana cara untuk menarik pecahan uang dollar AS yang ada di luar negeri agar bisa dapat ditarik di Jakarta, tanpa melalui transfer bank pada umumnya.
"Awal-awal 2012, dia (Irvan) datang ke kantor. Dia (bilang) punya dollar, dia bilang mau tukar," kata Riswan di hadapan majelis hakim.
Namun, pecahan uang dollar yang dimiliki Irvan berada di Mauritius, AS. Ia ingin menarik uang itu secara tunai di Jakarta.
Riswan tidak langsung menyanggupi permintaan itu. Ia berkonsultasi lebih dulu kepada Komisaris PT Berkah Langgeng Abadi, July Hira dan menjelaskan niat Irvanto.
July memberi lampu hijau dan memberikan beberapa rekening yang ada di Singapura. Rekening itu rupanya milik nasabah PT Berkah Langgeng Abadi. Usai uang itu dikirim ke beberapa rekening di Negeri Singa, lalu Riswan mengambilnya secara tunai.
Uang itu kemudian diserahkan kepada July di kantornya. Uang itu lah yang dikirim melalui jasa money changer. Riswan menjelaskan ada pembayaran yang dilakukan Irvan yakni sebesar Rp 100 setiap kali transaksi money changer.
"Ada (fee) Rp 40 (untuk) Bu Yuli dan saya Rp 60. Kantor saya ambil Rp 60 per dollar yang ditukar," kata Riswan.