Menlu Retno Marsudi mengatakan keduanya dapat bebas dari cengkraman Abu Sayyaf berkat kerja sama dan dukungan TNI serta Badan Intelijen Nasional (BIN). Sebab, selama disekap, mereka sempat dibawa berpindah-pindah di hutan belantara.
"Pembebasan ini adalah hasil orkestra kemitraan yang sangat harmonis di antara berbagai instansi pemerintahan terkait, khususnya dengan TNI dan BIN," kata Retno melalui keterangan tertulis pada Selasa kemarin.
Penculikan yang menimpa Lau Utu dan La Hadi di Sabah, membuat Retno terkejut, karena ia justru baru saja bertemu dengan rekannya Menlu Malaysia, Anifah Aman dan Menteri Besar Sabah Musa Aman pada 7 November 2016. Tujuannya, Retno mengajak diskusi mitranya itu dan mencari solusi bagaimana aksi penculikan yang menyasar WNI bisa dihentikan.
Perempuan pertama yang menjadi Menlu itu menjelaskan alasan lamanya kedua WNI disekap oleh Abu Sayyaf. Dari data yang dirilis Kemlu, dua WNI itu disekap selama 439 hari.
"Satu, karena tingkat kesulitannya memang tinggi. Kedua, karena kami ingin memastikan para sandera dalam kondisi yang selamat ketika dibebaskan," kata Retno.
Publik memang harus bersabar, karena pada tahun 2017, menjadi tahun yang sibuk bagi Pemerintah Filipina. Mereka menggelar operasi militer besar-besaran untuk menumpas kelompok Abu Sayyaf yang dipimpin Isnilon Hapilon di Kota Marawi. Mengapa? Karena Isnilon sudah menyatakan janji setia kepada kelompok ISIS. Bahkan, ramai disebut Filipina Selatan ingin dijadikan markas baru bagi ISIS, kalau mereka kalah berperang di Timur Tengah.