Busa muncul di permukaan air Sungai Cileungsi di Desa Bojong Kulur, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Selasa (26/7/2022). (ANTARA/HO-DLH Kabupaten Bogor)
Pencemaran di sungai Cileungsi kerap terjadi. Seperti pada September 2018, Sungai Cileungsi berubah berwarna hitam pekat akibat tercemar limbah pabrik di kawasan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Menurut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, Sungai Cileungsi tercemar limbah detergen, minyak, dan total suspended solid (TSS) dari pabrik, yang menyebabkan sungai berwarna hitam dan bau.
Oktober 2019 juga Sungai Cileungsi tercemar limbah pabrik di Bojong Kulur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa, 8 Oktober 2019. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor mengambil langkah dan menindak tegas pabrik yang membuang limbah ke sungai dan warga yang membuang sampah rumah tangga, karena merusak kelestarian ekologi Sungai Cileungsi.
Juli 2022 juga Sungai Cileungs kembali tercemar hingga memunculkan buih, di Desa Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Di sana muncul buih berukuran besar yang hampir menutupi area sungai, yang menyebabkan ikan sapu-sapu mati. Penyebabnya karena limbah kimiawi dari pabrik.
Maret 2022 warga perumahan Villa Nusa Indah, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, juga kembali mengeluhkan pencemaran Sungai Cileungsi yang bau busuk dan berbusa hingga membuat sesak napas warga. Pencemaran Sungai Cileungsi ini berasal dari limbah industri yang berada di kawasan tersebut.
Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C), Puarman, menyakini bau menyengat dari aliran Sungai Cileungsi akibat pencemaran limbah industri. Kejadian ini sering terjadi terutama saat menjelang hingga musim kemarau.
Penasaran dengan isu-isu pemilu dan gonjang ganjing capres cawapres, baca selengkapnya di sini.