Jakarta, IDN Times - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyatakan ribuan santri yang kini tengah menjalani pendidikan di Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, bakal dibina oleh Kementerian Agama. Sebab, proses hukum yang kini sedang berjalan terhadap pimpinan ponpes, Panji Gumilang, tak boleh menghalangi ribuan santri untuk mendapatkan hak mengakses pendidikan.
"Ribuan santrinya akan diambil alih oleh Kementerian Agama karena mereka adalah anak-anak bangsa yang harus terus belajar. Tapi, tentu dengan pola belajar dan kurikulum yang sesuai dengan yang kami sepakati," ujar pria yang akrab disapa Kang Emil itu seperti dikutip dari kantor berita ANTARA pada Sabtu (8/7/2023).
"Dalam keislaman, kita sudah sepakat ahlussunnah wal jama'ah. Jadi, tidak boleh ada fatwa, fikih, yang bertentangan dengan yang sudah menjadi kesepakatan," kata dia lagi.
Keberadaan Ponpes Al Zaytun dianggap meresahkan warga sekitar karena dinilai telah mengajarkan ajaran yang menyimpang. Hal itu dimulai sejak beredar video saf salat Ied Fitri yang mencampur jemaah perempuan dengan laki-laki. Video tersebut beredar luas di dunia maya pada April 2023 lalu.
Publik pun mendesak agar ponpes yang dibangun sejak 1999 lalu segera dibubarkan. Namun, Wakil Presiden Ma'ruf Amin memastikan tak akan membubarkan Ponpes Al Zaytun. Hal itu lantaran jumlah santri yang menuntut ilmu di sana mencapai 7.000 orang.
"Masyarakat memang ingin membubarkan atau menutup (ponpes). Tetapi, memang ada pertimbangan, di situ santrinya cukup besar (jumlahnya). Ini sebetulnya perlu dibina, pemahamannya dan komitmen kebangsaannya perlu diluruskan," kata Ma'ruf pada 5 Juli 2023 lalu di Jakarta.