Jakarta, IDN Times - Setelah Lawrence Siburian, kini giliran anggota Dewan Pakar, Ridwan Hisjam yang dipanggil oleh Dewan Etik Partai Golkar pada Selasa (18/7/2023). Ia juga dimintai klarifikasinya terkait pernyataan Ridwan yang mendorong adanya Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).
Ia turut didampingi kader Golkar yang juga pengacara, Zulhendri Hasan. Ridwan dimintai keterangan selama 3,5 jam oleh Dewan Etik.
Kepada media, pria yang juga menjabat sebagai anggota komisi VII DPR itu menegaskan bahwa ia tak memiliki niat untuk menurunkan Airlangga Hartarto dari posisi ketua umum. Justru bila Airlangga tetap maju dan mendeklarasikan dirinya secara resmi sebagai capres, maka Ridwan akan ikut memperjuangkannya.
"Kalau Airlangga tetap mau maju sebagai capres, kita akan tetap fight. Saya tidak ada niat untuk menurunkan Airlangga (dari posisi ketua umum). Kalau keputusan Dewan Pakar dijalankan dari poin satu sampai tiga dijalankan, ya jalankan. Tidak perlu ada Munaslub," ujar Ridwan di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat pada siang tadi.
Namun, seandainya capres yang akan diusung oleh Partai Golkar bukan Airlangga maka proses tersebut harus dilakukan sesuai konstitusi. Ia mengaku membicarakan cukup lama di dalam mengenai tidak perlu dilakukan Munaslub. Dewan Etik membuka peluang agar keputusan yang dijalankan sesuai rapat pimpinan yang digelar pada awal Juni 2023 lalu.
"Saya justru bingung kenapa kita malah berbicara Airlangga tidak akan maju (jadi capres). Ya, harus maju dong. Kan sudah saya ingatkan sejak 2019 lalu bahwa hal itu sudah dilanggar, sekarang kok ingin ditarik lagi," ujarnya.