Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pasangan calon gubernur nomor urut 01 Ridwan Kamil-Suswono (RIDO). (YouTube/IDNTimes)
Pasangan calon gubernur nomor urut 01 Ridwan Kamil-Suswono (RIDO). (YouTube/IDNTimes)

Jakarta, IDN Times - Loyalis Anies Baswedan, Geisz Chalifah, memastikan pendukung Anies tidak akan memberikan dukungan kepada calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil dan Suswono (RIDO) dalam Pilkada DKI Jakarta 2024. Menurutnya, RK-Suswono menjadi bagian dari operasi jahat yang menjegal langkah Anies maju dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2024.

“Anies digagalkan dan kami marah tapi kami gak bisa ngapa-ngapain. Ya sudah kami diam. Sekarang kondisinya kayak gini, kami mendukung Mas Pram dan Bang Doel. Kalau enggak terima dengan sikap dan pilihan kami ya silakan aja mereka (penjegal Anies) ngobrol sama tembok aja. Tidak usah kami layani,” kata Geisz Chalifah, Selasa (19/11/2024).

1. Anak Abah dukung Pramono-Rano sebagai bentuk perlawanan terhadap perusak demokrasi

Anies Baswedan Terima Pramono-Rano di Kediaman (dok. Tim Pramono-Rano)

Menurut Geisz, keputusan Anak Abah untuk mendukung calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno adalah bentuk perlawanan terhadap pihak-pihak yang merusak demokrasi. Langkah ini sekaligus menjadi peringatan bagi mereka yang terlibat dalam operasi jahat untuk menjegal Anies.

“Dia (Ridwan Kamil) tidak akan maju di Jakarta kalau ada Anies Baswedan maju. Hal itu terungkap dalam pembicaraan di media secara langsung waktu wawancara di Inews TV. Juga pembicaraan di belakang layar dari teman-teman saya di partai politik mengatakan kalau Mas Anies maju maka RK nggak berani di Jakarta,” ucap dia.

Geisz mengungkapkan, ketika Anies menyatakan kesiapannya untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta dan mulai mendapat dukungan kuat dari partai politik. Namun, pada akhirnya tidak ada partai politik yang mengusung Anies.

“Hal itu sudah jelas. Jadi bila pada akhirnya RK maju di Jakarta maka secara langsung dia menjadi bagian dari bagian dari skenario jahat penjegalan Anies,” kata Geisz.

2. Anies disebut tidak akan ambil keuntungan dari situasi merusak demokrasi

Anies Baswedan Terima Pramono-Rano di Kediaman (dok. Tim Pramono-Rano)

Lebih lanjut, Geisz menjelaskan bahwa Anies tidak akan mengambil keuntungan dari situasi yang merusak demokrasi. Jika Anies berada di posisi Ridwan Kamil, ia yakin Anies akan menolak.

“Kalau Anies mengambil putusan hal seperti itu, maka orang di sekeliling Anies akan marah. Kami akan bilang, tolak, ini gak benar,” ujarnya.

Geisz juga menegaskan, Anies selalu konsisten terhadap prinsip demokrasi.

“Kalau Anies adalah orang berburu jabatan maka dia akan terima tawaran maju jadi Cagub di Jawa Barat (Jabar) tapi faktanya dia tolak kok. Meskipun pada saat itu sudah kencang sekali permintaan dari PDIP tapi karena tidak ada panggilan dari rakyat Jabar, maka Anies tidak bersedia,” kata dia.

3. Anak Abah fokus mendukung Pramono-Rano

Anies Baswedan Terima Pramono-Rano di Kediaman (dok. Tim Pramono-Rano)

Sebaliknya, kata Geisz, Ridwan Kamil dinilai justru menikmati proses tersebut. Menurut Geisz, RK baru terkejut ketika Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan situasi yang tidak menguntungkan baginya.

“Ternyata situasi berubah. Rasain,” pungkasnya.

Geisz mengatakan, Anak Abah kini fokus mendukung pasangan Pramono Anung dan Rano Karno demi menjaga demokrasi dan meneruskan perjuangan Anies untuk kesejahteraan warga Jakarta.

Editorial Team