American Academy of Child and Adolescent Psychiatry membagi fase remaja menjadi tiga, yaitu Early Adolescence (11 – 13 tahun), Middle Adolescence (14 – 18 tahun), dan Late Adolescence (19 – 24 tahun).
Fase middle adolescence adalah fase yang sangat rentan karena remaja berpikir secara abstrak tetapi juga mempunyai keyakinan tentang keabadian (immortality) dan kedigdayaan (omnipotence) sehingga mendorong timbulnya perilaku risk-taking.
Pada fase risk-taking ini, remaja lebih memiliki pola pikir abstrak sehingga dapat tertantang untuk mencoba segala hal, termasuk ke arah pola hidup yang tidak baik, seperti penggunaan tembakau dan alkohol, bereksperimen dengan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif, aktivitas seksual yang tidak aman, pola makan yang buruk, dan kenakalan remaja (Centers for Disease Control and Prevention, 2010).
Perilaku risk-taking akan berdampak terhadap morbiditas, fungsi, dan kualitas hidupnya pada saat dewasa. Tentunya jika remaja tersebut tidak berakhir pada mortalitas (kematian prematur) akibat perilaku risk-taking tersebut. Beban morbiditas dan mortalitas akibat non-communicable disease telah meningkat di seluruh dunia dan sangat cepat perkembangannya di negara-negara dengan pendapatan rendah dan menengah, sementara beban akibat penyakit menular mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan urgensi untuk dilakukan langkah preventif deteksi dini faktor risiko ide bunuh diri di remaja.
Mengenai deteksi dini, Nova menjelaskan upaya awal yang telah dilakukan di Indonesia adalah pengembangan instrumen untuk mengukur risiko bunuh diri pada orang dewasa. Instrumen tersebut diberi nama Evaluasi Pelayanan Kasus Kesehatan Jiwa (EPK2J) yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan.
“Untuk pencegahan, pemerintah telah banyak melakukan program sebagai langkah preventif seperti Program Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dan Konselor Sebaya, Rapor Kesehatanku, Usaha Kesehatan Sekolah dengan beberapa jalur intervensi atau penanganan masalahnya, Poskestren, Sekolah Ramah Anak (SRA), Program kesehatan jiwa berbasis sekolah, dan Program di FKTP,” imbuh Nova.