Wakil Presiden RI, Maruf Amin (Dok. Setwapres)
Sebelumnya, Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengaku banyak mendapat tugas khusus dari Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Pernyataan itu dilontarkan Ma'ruf ketika menjawab pertanyaan jurnalis Najwa Shihab, perihal pembagian tugas antara Jokowi dengan Ma’ruf dalam memimpin pemerintahan.
Kepemimpinan Ma’ruf memang mendapat sorotan, karena banyak pihak yang mengkritik perannya sangat minim dalam memimpin pemerintahan.
“Pertama (tugas khusus), kemiskinan, UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), stunting, reformasi birokrasi, ekonomi syariah, radikalisme, terakhir saya disuruh soal pembangunan Papua. Jadi banyak hal yang secara khusus ditugaskan kepada saya,” kata Ma’ruf dikutip dari akun YouTube Najwa Shihab.
Ketua Umum nonaktif Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengutarakan bahwa tugas utama wapres adalah membantu presiden. Oleh sebab itu, dia tidak ingin ada 'matahari kembar' atau dua kepemimpinan dalam satu pemerintahan.
“Secara konstitusi, wapres membantu presiden, membuat kebijakan melalui penetapan di sidang-sidang kabinet. Nantinya yang keluar tentu kebijakan presiden, tidak ada dua matahari. Jadi wapres membantu presiden dalam semua kegiatan yang memang jadi prioritas,” terangnya.
Najwa juga menanyakan seputar pencapaian pemerintahan era Jokowi setelah satu tahun berjalan. Dengan percaya diri, Ma’ruf mengatakan, andai kata tidak ada pandemik COVID-19, maka sudah banyak pencapaian yang tercapai.
“Saya kira banyak sekali capaian-capaian di dalam penyiapan SDM, di dalam infrastruktur, penyederhanaan regulasi, reformasi birokrasi dan ekonomi, itu pasti banyak sekali,” klaim dia.
Bahkan, Ma’ruf menyebut, pandemik virus corona sebagai momentum terbaik meningkatkan kualitas produk dalam negeri.
“Pandemik justru ada momentum penting, yaitu membangun kemandirian. Saya kira mulai membangun produk-produk dalam negeri, memanfaatkan kehidupan digitalisasi di ekonomi dan pendidikan, dan inovasi,” kata dia.