Jakarta, IDN Times - Terdakwa kasus kerumunan di Pondok Pesantren (Ponpes) Agrokultural Markaz Syariah, Megamendung, Puncak, Kabupaten Bogor, Rizieq Shihab menyinggung Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok dalam pledoinya. Rizieq meyakini rangkaian kasus yang sedang ia hadapi hanya merupakan kasus politik yang dirancang oligarki.
Menurutnya, rangkaian kasus yang ia hadapi saat ini memiliki latar belakang Pilkada DKI Jakarta 2017. Saat itu, Rizieq diketahui tidak mendukung Ahok yang merupakan petahana.
"Tidak bisa dipungkiri bahwa semua ini bermula dari Aksi Bela Islam 411 dan 212 pada 4 November dan 2 Desember Tahun 2016. Saat itu Umat Islam Indonesia bersatu menuntut Ahok si penista agama untuk diadili karena telah menistakan Al-Quran," ujarnya dalam sidang yang disiarkan lewat YouTube PN Jakarta Timur, Kamis (20/5/2021).
"Kemudian berlanjut ke Pilkada 2017 di ibu kota, Jakarta, ketika itu Ahok si penista agama menjadi salah satu calon Gubernur Jakarta yang didukung penuh oleh para oligarki yang saat itu sukses menggalang dukungan mulai dari Presiden dan para menterinya, hingga Panglima TNI dan Kapolri serta jajarannya, serta juga seluruh ASN (Aparatur Sipil Negara) di Ibu Kota Jakarta yang diwajibkan untuk memilih Ahok," tambahnya.