RJ Lino juga menjelaskan proses pembelian langsung dan dilanjutkan penunjukan langsung pengadaan tiga unit QCC yang bermula pada Januari 2010. Saat itu, Kepala Biro Pengadaan PT Pelindo II, kata dia, menyampaikan tembusan dari Direktur Teknik tentang penunjukan langsung PT Barata yang gagal.
"Tembusan nota dinas itu pertama kali dilakukan karena proses pengadaan itu terkait dengan Kepala Biro Pengadaan dan Direktur yang bersakutan, bukan tugas Direktur Utama," jelasnya.
Pada 18 Januari, RJ Lino memberikan solusi melalui disposisi pada lembar memo atas nota dinas Direktur Operasional Teknik dan Biro Pengadaan. Isi solusi itu, katanya, agar proses selanjutnya diundang langsung di antaranya HDHM China, STMC dari Tiongkok, dan Doosan dari Korea Selatan dalam waktu yang segera.
"Di sana tertulis di antaranya yang ditujukan (untuk) memberi ruang Direktur Teknik Operasi dan Pengadaan untuk menambah calon peserta pabrik lainnya," ujarnya.
Kemudian, pada 12 Maret 2010, ia mengaku menerima nota dinas dari Direktur Operasional Teknik perihal pemilihan langsung dan ia memberikan disposisi. Menurutnya, pada lembar memo tidak ada disposisi yang menyebutkan bisa menunjuk langsung HDHM.
"Kepala Biro pengadaan dan Direktur Teknik punya option untuk melakukan pengadaan ini bisa melalui lelang, pemilihan langsung atau penunjukan langsung. Jadi peraturan boleh melalukan penunjukan langsung," katanya.