(Foto hasil repro dari buku Istri-Istri Soekarno) IDN Times/Irfan Fathurohman
Fatmawati yang memiliki nama asli Fatimah pertama kali bertemu ketika Bung Karno sedang dalam masa pengasingan di Bengkulu. Saat itu, orang tuanya, Hassan Din dan Siti Chadijah berkunjung ke rumah pengasingan yang berada di daerah Anggut.
Kala itu, perempuan kelahiran 5 Februari 1923 ini masih seumuran dengan Ratna Djuami, anak angkat Sukarno. Diceritakan, Fatmawati ingin melanjutkan sekolah di RK Volkshool, Bengkulu. Hassan Din pun menitipkan putrinya itu ke Sukarno.
Maka sejak itu, Fatmawati tinggal sekamar dengan Ratna. Sukarno memperlakukan Fatmawati sama dengan Ratna.
Dikutip dari buku Istri-Istri Soekarno yang ditulis Reni Nuryanti, Fatmawati diketahui kerap curhat ke Sukarno. Hingga suatu waktu, ia curhat dirinya hendak dilamar seorang pemuda. Sukarno langsung kebakaran jenggot.
Kala itu, Sukarno telah memiliki istri. Dia kemudian bercerita, selama 18 tahun menikah dengan Inggit Garnasih, mereka tidak punya anak. Istri pertamanya itu pun diceraikan dalam keadaan masih suci.
Singkat cerita, Fatmawati enggan dimadu dan memberi syarat untuk menceraikan Inggit dengan baik terlebih dulu sebelum menyuntingnya.
Sukarno menyanggupi permintaan Fatmawati. Setelah resmi bercerai, Sukarno langsung meminang Fatmawati pada Juni 1943.
Saat itu, Fatmawati di Bengkulu dan Sukarno di Jakarta. Pernikahan berlangsung dengan jarak jauh, saat itu Sukarno memberi mandat teman akrabnya di Bengkulu, Opseter Sardjono, untuk mewakilinya menikahi Fatmawati sebelum diantar ke Jakarta.