Jakarta, IDN Times - Sebelum keluar dari rutan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu (29/4) malam, eks Ketum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muchammad Romahurmuziy masih sempat ngeluh kondisi di dalam tempat penahanannya. Menurut pria yang akrab disapa Rommy itu standar anggaran penyediaan makan di rutan KPK tergolong rendah untuk standar DKI Jakarta.
"Saya tidak tahu persis berapa tapi kisarannya antara Rp32 ribu sampai Rp42 ribu. Itu pun untuk jatah tiga kali makan," ungkap Rommy kepada media pada Rabu malam kemarin.
Isi makanan yang dikonsumsi oleh para tahanan di rutan KPK tidak memenuhi gizi yang dibutuhkan. Selain itu, ia juga sempat mengeluhkan kunjungan keluarga ditiadakan selama pandemik COVID-19. Alih-alih tatap muka, keluarga hanya boleh menitipkan makanan kepada para tahanan.
"Itu pun (makanan yang dikirim) dalam bentuk boks. Sementara, tidak disediakan pemanas di dalam (rutan KPK). Oleh sebab itu tambahan gizi yang semestinya disediakan menjadi tidak ada," tutur dia lagi.
Ia menambahkan para tahanan kemudian selalu menanti-nantikan makanan yang dikirim oleh keluarga pada Senin dan Kamis saja. Tetapi, makanan itu akan sia-sia bila tidak ada perbaikan dalam di dalam rutan.
"Kami berharap ada perbaikan dengan penyediaan dapur atau penyediaan kompor pemanas agar makanan yang dikirimkan oleh keluarga bisa lebih awet," katanya.
Lalu, apa respons komisi antirasuah terhadap keluhan itu?