Jakarta, IDN Times - Sebuah rumah sakit swasta di Yoyakarta pada Jumat, 11 Desember 2020 sudah membuka pendaftaran bagi warga yang ingin membeli vaksin COVID-19. Padahal, vaksin yang tiba di Indonesia pada 6 Desember 2020 sebanyak 1,2 juta dosis akan diprioritaskan bagi tenaga medis dan pelayan publik.
RS Universitas Islam Indonesia (RS UII) terlihat pada Jumat kemarin mengunggah pengumuman di Instagram bahwa warga sudah bisa mendaftar dan antre untuk memperoleh vaksin COVID-19. Di dalam unggahan itu juga tertulis keterangan merek dan harga vaksin akan ditentukan setelah ada ketetapan dari pemerintah.
Namun, saat ditanya oleh warganet, RS UII memperkirakan vaksin akan dibanderol dengan harga Rp450 ribu-Rp500 ribu per dosisnya. Selain itu, estimasi kedatangan vaksin COVID-19 antara 1-2 bulan mendatang.
RS UII juga mencantumkan nomor WhatsApp yang bisa dikontak oleh warga yang tertarik untuk mendaftar. IDN Times sudah mengontak ke nomor tersebut pada Jumat kemarin.
Pihak rumah sakit menjelaskan mereka berpeluang untuk mendapat beberapa merek vaksin COVID-19, mulai dari Sinovac, Pfizer hingga Moderna. "Namun, kepastian merek apa yang tersedia setelah sudah dinyatakan aman oleh pemerintah. Nanti, akan kami informasikan setelah vaksin tersedia," demikian manajemen RS UII menjawab teks IDN Times.
Manajemen RS UII kemudian meminta kami untuk mengisi formulir pemesanan sebagai bentuk keikusertaan antre memperoleh vaksin COVID-19 secara mandiri. Mengapa manajemen rumah sakit memilih sudah membuka pendaftaran vaksin COVID-19, sedangkan belum diketahui dengan pasti kapan vaksin yang harus dibayar mandiri oleh warga tiba di Indonesia?
Apa komentar epidemiolog melihat pihak rumah sakit yang sudah membuka pendaftaran vaksin COVID-19 sejak jauh-jauh hari?