Sejumlah warga Surabaya Peduli Cagar Budaya menggelar aksi keprihatinan dan tabur bunga di depan bangunan rumah radio Bung Tomo, di kawasan Jalan Mawar, Surabaya. Rumah tersebut kini telah dirobohkan untuk galeri kecantikan.
Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk kekecewaan akan hilangnya satu di antara bangunan sejarah yang sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya di Surabaya. Para aktivis sangat menyesalkan sikap Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang kurang tanggap dengan hilangnya bangunan bersejarah tersebut. Harusnya mereka sadar bahwa aset yang dihancurkan tersebut memiliki nilai sejarah kuat terhadap sosok Bung Tomo.
Rumah tersebut dulunya pernah dijadikan stasiun radio oleh Bung Tomo untuk mengobarkan semangat Arek-arek Suroboyo pada masa perjuangan bersenjata. Menanggapi hal tersebut, Pemkot Surabaya mengakui pihaknya memang mengeluarkan rekomendasi kepada Jayanata, perusahaan bidang kecantikan sebagai pemilik bangunan untuk merenovasi rumah cagar budaya tersebut. Renovasi tersebut dilakukan dengan alasan ada beberapa bagian rumah yang rusak.
Namun pemerintah tidak menyangka jika bangunan rumah tersebut malah dirobohkan oleh pihak pemilik. Pemkot Surabaya seketika itu juga langsung menghentikan aktivitas pekerja dan menyegelnya. Selain itu kepada pihak yang bertanggung jawab merobohkan juga diminta untuk mengembalikan fisik bangunan seperti semula.
Hilangnya bangunan sejarah rumah radio Bung Tomo ini bukan yang pertama kali terjadi. Sebelumnya ada bangunan bersejarah yang berlokasi di Stasiun Semut Surabaya dan bangunan rumah ibadah Sinagoge juga telah diratakan dengan tanah dan lepas dari pengawasan pemerintah.