Potret seorang pria memegang senapan berburu. Sumber: Unsplash.com/ Maxim Potkin
Di sisi lain, perburuan hewan sebenarnya telah menjadi suatu 'hobi' tersendiri bagi orang-orang Rusia selama ini. Pada 15 April 2020 lalu, The Moscow Times pernah memberitakan bahwa ada peningkatan perburuan liar yang terjadi selama masa pandemi COVID-19 berlangsung akibat dari lockdown. “Orang-orang sekarang pergi berburu seperti mereka pergi berbelanja, dan mereka menembak hampir setiap hewan yang mereka temui dalam perjalanan mereka,” kata juru bicara WWF Rusia.
Di wilayah Primorye saja, pihak berwenang Rusia mencatat 144 kasus perburuan ilegal dari 31 Maret-6 April 2020. Jumlah itu meningkat hingga tiga kali lipat bila dibandingakan tanggal-tanggal sebelumnya di tahun yang sama. Dmitry Gorshkov, selaku kepala program keanekaragaman hayati WWF Rusia, mengaitkan peningkatan perburuan liar dengan keinginan orang untuk “mengandalkan diri mereka sendiri” di tengah situasi penguncian yang membuat resah. "Pada saat terguncang, orang lebih suka mengandalkan diri mereka sendiri dan merasa mandiri, menimbun garam dan korek api, tetapi juga menimbun daging, ikan, dan kayu untuk keadaan darurat," katanya.
Gorshkov menambahkan bahwa sulit bagi mereka yang tinggal di pedalaman Rusia untuk mengikuti aturan isolasi. Terutama karena ada banyak diantara mereka yang tinggal di daerah terpencil dimana aturan lockdown tidak seketat situasi di kota-kota besar, sehingga mereka masih dapat mengakses sungai, gunung dan hutan. Meski demikian, Gorshkov juga menekankan bahwa otoritas perlindungan lingkungan telah berusaha keras menggenjot kegiatan mereka dan meningkatkan jumlah penggerebekan anti-perburuan di wilayah tertentu, guna menahan serangan gencar yang pada saat itu terjadi.