Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mendesak penegak hukum tahan Silfester. (IDN Times/Amir Faisol)

Intinya sih...

  • Proses pemulihan pascabencana hadapi berbagai kendalaSahroni menyampaikan, NasDem memahami tantangan di lapangan, termasuk kondisi geografis dan wilayah terisolasi. Penanganan membutuhkan waktu, penyesuaian, serta evaluasi yang dilakukan secara berkelanjutan.

  • Penetapan bencana nasional di Sumatra jangan diperdebatkan lagi
    Teddy meminta penetapan status bencana nasional untuk banjir bandang di Sumatra tidak lagi dibahas. Bencana banjir di Sumatra telah menjadi skala prioritas nasional dengan dana tunai dan pemulihan infrastruktur.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Bendahara Umum DPP Partai NasDem, Ahmad Sahroni menegaskan, pemerintah bersama seluruh elemen negara telah bekerja secara maksimal dan bergotong royong dalam menangani pemulihan pascabencana banjir bandang dan longsor di Sumatra.

Menurut Sahroni, dalam situasi kemanusiaan seperti saat ini, fokus utama seluruh pihak seharusnya adalah memastikan proses pemulihan berjalan dengan baik, tanpa terganggu oleh berbagai narasi di ruang publik yang berpotensi memecah belah dan mengaburkan kerja nyata di lapangan.

“Saat seluruh elemen bangsa bekerja membantu masyarakat yang terdampak, jangan sampai situasi ini justru dikendalikan oleh narasi-narasi yang memecah belah. Yang dibutuhkan saat ini adalah ketenangan, solidaritas, dan kerja bersama,” kata Sahroni kepada wartawan, Selasa (23/12/2025).

1. Proses pemulihan pascabencana hadapi berbagai kendala

Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mendesak penegak hukum tahan Silfester. (IDN Times/Amir Faisol)

Sahroni juga menyampaikan, NasDem memahami tantangan yang dihadapi di lapangan, termasuk kondisi geografis dan masih adanya sejumlah wilayah yang terisolasi.

Menurutnya, dengan semua kendala yang dihadapi, proses penanganan membutuhkan waktu, penyesuaian, serta evaluasi yang dilakukan secara berkelanjutan agar bantuan dapat menjangkau masyarakat secara optimal.

Sahroni menegaskan, NasDem akan bekerja bersama pemerintah untuk memastikan bantuan yang telah diterima dapat disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.

“Kami bekerja semaksimal mungkin sesuai dengan kondisi di lapangan. Jika masih terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki, NasDem terbuka menerima masukan dari seluruh lapisan masyarakat sebagai catatan dan bagian dari upaya memperkuat penanganan ke depan," kata dia.

2. Penetapan bencana nasional di Sumatra jangan diperdebatkan lagi

Sekretaris Kabinet (Setkab), Teddy Indra Wijaya. (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, meminta penetapan status bencana nasional untuk bencana banjir bandang di Sumatra tidak lagi dibahas. Ia memastikan, bencana banjir di Sumatra telah menjadi skala prioritas nasional.

"Jangan lagi bicara status jika tindakannya sudah berskala nasional, Rp60 triliun dikeluarkan untuk membangun kembali rumah, fasilitas umum, hingga gedung-gedung pemerintah," kata Teddy di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (19/12/2025).

Teddy memastikan, seluruh kepala daerah terdampak telah mendapatkan dana tunai untuk menanggulangi daerahnya. Selain itu, ia mengatakan, jaringan listrik yang mati karena dihantam banjir sudah mulai pulih.

"Seluruh bupati dan wali kota di 52 kabupaten terdampak telah memegang dana tunai di hari itu juga. Listrik yang mati total di atas gunung pun kini sudah menyala kembali berkat petugas yang bekerja bagaikan pahlawan tanpa tanda jasa di tengah badai," ujar Teddy.

3. Respons Teddy soal tudingan pemerintah lamban atasi bencana Sumatra

Sekretaris Kabinet (Setkab), Teddy Indra Wijaya. (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Dalam kesempatan itu, Teddy juga merespons berbagai kritik kepada pemerintah yang dianggap lamban menangani bencana banjir di Sumatra. Teddy mengatakan, sejak hari pertama bencana pada 25 November 2025 lalu, seluruh elemen kekuatan telah bergerak.

Menurut dia, seluruh petugas TNI, Polri, Basarnas, BPBD terjun ke medan laga untuk mengevakuasi masyarakat terdampak banjir.

Teddy memaparkan, sejumlah logistik dan personel TNI, Polri, BNPB yang juga langsung dikerahkan ke lokasi bencana. Sejumlah alutsista juga langsung bergerak. Kemudian, tercatat lebih dari 50.000 personel gabungan TNI, Polri, dan relawan berada di titik-titik bencana untuk memastikan evakuasi berjalan lancar.

"Saya pastikan, sejak hari pertama, detik pertama, pemerintah beserta warga sudah sama-sama berjuang keras. Seluruh petugas TNI, Polri, Basarnas, BNPB daerah, semuanya terjun ke medan laga di detik pertama tanpa kamera! Mereka bertaruh nyawa di bawah guyuran hujan dan di atas puncak gunung demi menyelamatkan saudara-saudara kita," kata Teddy.

Diketahui, jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir di Sumatra terus bertambah. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan (BNPB), Abdul Muhari, melaporkan hingga Senin (22/12/2025) total korban tewas telah mencapai 1.106 jiwa.

Angka tersebut meningkat 16 orang dari data yang dirilis pada Sabtu (21/12/2025). Selain itu, terdapat 175 orang yang masih dinyatakan hilang dan sedang dalam proses pencarian.

Editorial Team