Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo bertemu dengan Ketum PBNU Said Aqil Siradj (Dok. Humas Polri)
Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar, dalam khotbah iftitahnya, memohon maaf kepada seluruh pengurus NU dan warga Nahdliyin atas keterlambatan PBNU dalam menjalankan agenda organisasi akibat pandemik COVID-19. Seharusnya muktamar diselenggarakan Oktober 2020, kemudian diundur pada Oktober 2021 dan akhirnya mundur lagi ke Desember 2021.
“Dengan tulus ikhlas, atas nama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, saya mohon maaf sebesar-besarnya, kepada seluruh jajaran kepengurusan Nahdlatul Ulama di seluruh tingkatan, atas keterlambatan PBNU di masa pandemik COVID-19 ini dalam menjalankan organisasi, sehingga belum bisa menjalankan Muktamar ke-34 pada Oktober 2021 sebagaimana keputusan Konferensi Besar yang dilaksanakan pada 2020,” katanya.
Miftachul menjelaskan Munas Alim Ulama dan Konbes NU yang saat ini dilaksanakan adalah sebagai bagian dari upaya untuk membuat keputusan yang pasti, tentang jadwal pelaksanaan Muktamar ke-34 NU.
Selain itu, kata dia, penyelenggaraan Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2021 dilaksanakan sebagai media bagi seluruh pengurus wilayah NU yang memiliki hak untuk hadir dan mengikuti pelaksanaan munas, serta untuk menyampaikan aspirasi dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) di wilayah masing-masing.
Satu tahun kurang satu bulan amanat Muktamar ke-33 NU telah terlewatkan, baik masa khidmat maupun programnya. Jika ada yang belum tuntas, kata Miftachul, itu keterbatasan atau keteledoran dari pengurus.
“Kita sering mendengar kaidah yang berbunyi antara lain hanya karena dlarar (bahaya) yang belum jelas, belum nyata, akhirnya kita menarik dlarar yang nyata,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah, Surabaya, Jawa Timur itu.