Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya)
Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) Konferensi Pers di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (03/12/2025) (IDN Times/Anggia Leksa)

Intinya sih...

  • Ada 80 surat keterangan tertahan

  • Deadline tidak dipenuhi meski sudah ada platform digital

  • Sekjen baru diharapkan segera tuntaskan administrasi yang mandek

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Yahya Cholil Staquf atau akrab dipanggil Gus Yahya mengungkap alasan utama pergantian Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU dari Saifullah Yusuf atau Gus Ipul kepada Amin Said Husni. Rotasi jabatan tersebut, menurutnya, dilakukan karena adanya hambatan operasional.

"Karena memang Beliau sejak diangkat menjadi Menteri Sosial sama sekali tidak pernah sempat punya waktu untuk menengok kantor sampai sekarang, sudah setahun lebih," kata Gus Yahya di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (3/12/2025).

Ia menambahkan, puluhan Surat Keputusan (SK) penting untuk pengurus wilayah dan cabang tertahan lebih dari setahun di meja Gus Ipul.

1. Total ada 80 surat keputusan tertahan

Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dalam sesi doorstop di gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (03/12/2025). (IDN Times/Anggia Leksa)

Gus Yahya menjelaskan, setidaknya ada sekitar 80 surat keputusan untuk Pengurus Wilayah (PWNU) dan Pengurus Cabang (PCNU) yang tidak kunjung ditandatangani dan tertahan di meja Gus Ipul. Penundaan ini telah berlangsung lebih dari setahun sejak Gus Ipul diangkat menjadi Menteri Sosial.

"Kemudian mengenai SK-SK yang belum ditandatangani memang ini ada sekitar 80-an SK PWNU dan PCNU yang belum ditandatangani, karena tertahan di meja Sekjen yang lama, yaitu Pak Saifullah Yusuf," ujarnya.

2. Deadline tidak dipenuhi meski sudah ada platform digital

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengadakan konferensi pers di gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (03/12/2025) (IDN Times/Anggia Leksa)

Gus Yahya menjelaskan, PBNU telah berupaya mempermudah proses dengan menggunakan platform digital untuk penandatanganan. Namun, sistem ini justru mandek jika salah satu tingkatan, dalam hal ini Sekjen, tidak menandatangani.

Lebih lanjut, Gus Yahya mengungkapkan, dalam rapat gabungan sekitar tiga bulan lalu, Gus Ipul telah diberikan deadline dua minggu untuk menyelesaikan penandatanganan tersebut. "Tapi sampai sekarang sudah lebih 3 bulan belum dilaksanakan," ujarnya.

3. Sekjen baru diharapkan segera tuntaskan administrasi yang mandek

Yahya Chill Staff (Gus Yahya) dalam sesi doorstop di gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu, (03/12/2025) (IDN Times/Anggia Leksa)

Sementara, keputusan merotasi Gus Ipul ke posisi Ketua Bidang Pendidikan, Hukum, dan Media diambil dalam Rapat Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah. Gus Yahya beralasan, posisi ketua bidang dinilai lebih bisa dikerjakan secara remote, sementara tugas Sekjen membutuhkan kehadiran dan keterlibatan penuh.

"Sekjen, ini kan enggak bisa dikerjakan secara remote, memang harus hadir, harus engage setiap hari," jelasnya. Dengan Sekjen baru, Amin Said Husni, PBNU berharap semua administrasi yang tertahan dapat segera diselesaikan melalui proses legal yang sedang dijalankan.

Editorial Team