Selain bertemu di rumah Novanto, Charles mengaku ada dua pertemuan lainnya. Pertemuan kedua Charles diajak Oka ke gedung DPR tanpa tahu maksud tujuannya.
"Setelah pertama kenalan di rumah Pak SN, pertemuan kedua ke DPR, rame-rame makan siang. Gak lama terus keluar berbarengan dengan Made Oka. Saya selalu diajak Made Oka. Saya gak tahu apa yang dibicarakan," ujar dia.
Pertemuan ketiga, Charles diajak hadir lewat telepon oleh Made Oka untuk ke kediaman Setya Novanto lagi. Setibanya di sana, dia mengaku melihat Paulus Tannos, Direktur Utama PT Sandipala Arthaputra sekaligus peserta konsorsium Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) pada proyek e-KTP. Lantas Charles mengaku ditanyai harga produksi kartu per lembarnya.
"Saya jawab cost kartu itu berdasarkan pengalaman di Amerika, sekitar USD2,5 sampai USD3 per kartu. Saya juga ditanya apakah bisa gunakan chip dari negara lain, terus terang HP tidak pernah gunakan chip yang jangka waktu 1 tahun, jadi saya gak bisa jawab soal itu," kata Charles.
Charles juga mengaku tidak ada tindak lanjut meski HP ikut serta dalam proyek tersebut. Ia berdalih keikutsertaan HP pada proyek e-KTP merupakan divisi printer, server, dan PC. Sedangkan divisi software yang dia pimpin tidak ikut lelang proyek e-KTP, dengan alasan tidak ada kecocokan harga.