Jakarta, IDN Times - Keterlibatan advokat senior yang juga Ketua Umum Partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra, dalam sengketa Partai Demokrat berbuntut panjang. Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Yusril saling mengungkit jasa baik yang pernah dilakukan saat kedua pihak masih akur.
Politikus Partai Demokrat Rachland Nashidik mengungkit putra Yusril, Yuri Kemal Fadlullah, ikut diusung partainya ketika maju di Pilkada Belitung Timur pada 2020. Selain Partai Demokrat, pasangan Yuri-Nurdiansyah itu turut didukung oleh PBB, PDI Perjuangan, Partai NasDem, Partai Hanura, PAN dan Perindo. Meski didukung enam parpol besar, Yuri gagal terpilih jadi bupati.
Menurut Rachland, Partai Demokrat bisa ikut mendukung Yuri berkat Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, yang kini tengah digugat ke Mahkamah Agung oleh empat eks kader Demokrat. Yusril terseret karena menjadi kuasa hukum eks kader Partai Demokrat yang dipecat AHY itu. Empat kader tersebut dipecat karena terbukti ikut hadir dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang pada Maret 2021.
"Yusril sudah (merasakan) kemanfaatan dari AD/ART Demokrat saat ia memiliki kepentingan karier politik anaknya," ujar Rachland dalam keterangan tertulis yang diterima pada Selasa (28/9/2021).
Rachland mengaku tak yakin Yusril bersedia menjadi kuasa hukum kubu Moeldoko karena semata-mata ingin memperjuangan demokrasi di Indonesia. Menurutnya, Yusril bersedia menjadi kuasa hukum eks kader Partai Demokrat karena kepentingan pekerjaan semata. Ia pun tak habis pikir mengapa advokat dan politikus senior seperti Yusril justru bersedia membela kepentingan Moeldoko.
Sebab, kata Rachland, sejak awal Moeldoko ingin mengambil alih Partai Demokrat. Meski Moeldoko tak pernah menjadi kadernya.
"Yusril itu kan bukan cuma profesor tata negara, ia juga politisi karatan, Ketua Umum Partai Bulan Bintang. Menteri pada tiga pemerintahan. Tapi kenapa tiba-tiba saja ia tak bisa melihat relasi kuasa di balik peristiwa politik yang sedang menghajar Demokrat?" tanyanya.
Sementara, reaksi Yusril pun tak kalah sengit. Ia mengaku bingung mengapa Partai Demokrat kubu AHY justru menyerangnya secara pribadi.
Apa kata Yusril soal jasa baik Demokrat yang kemudian diungkit-ungkit?