Sebelumnya, Partai Demokrat terang-terangan menegaskan bakal mengakhiri kerja sama dalam koalisi partai pendukung Prabowo-Sandiaga, jika KPU menyatakan Jokowi-Ma'ruf Amin pemenang Pilpres 2019.
Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, mengatakan hal tersebut dilakukan karena partainya mempunyai kewajiban mengawal pemerintahan.
"Kalau Pak Jokowi yang diputuskan menang, kerja sama koalisi berakhir karena pilpres juga berakhir," kata Ferdinand di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (6/5).
Pernyataan tersebut lantas ditanggapi Arief yang meminta Demokrat sebaiknya bertindak tegas dengan keluar dari Koalisi Indonesia Adil Makmur.
"Demokrat sebaiknya keluar saja dari Koalisi Indonesia Adil Makmur, jangan elitenya dan ketum kayak serangga undur-undur ya, mau mundur dari koalisi saja pakai mencla-mencle segala. Monggo keluar saja deh," kata Arief dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/5).
Menurut Arief, Partai Demokrat tidak memiliki efek elektoral saat menjadi salah satu partai koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga. Arief menyebut, Demokrat malah membuat elektoral Prabowo-Sandiaga merosot.
"Wong gak ada pengaruhnya menghasilkan suara Prabowo-Sandiaga kok selama ini. Malah menurunkan suara loh," ujar Arief.