Sandiaga Uno Minta Tidak Ada Baliho di Landmark Tempat Pariwisata

Jakarta, IDN Times - Menteri Pariwisata, Sandiaga Uno, meminta agar tidak ada alat peraga kampanye yang dipasang di landmark pariwisata. Pernyataan Sandi itu buntut dari baliho Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang dipasang di landmark Kota Batam pada penghujung tahun 2023 lalu.
Sandi menilai, wisatawan akan urung tertarik pada suatu tempat wisata bila ada hal yang mengganggu estetika area tersebut.
"Para wisatawan tentu ingin mendapatkan foto-foto yang Instagramable, ikonik. Karena kalau wisatawan datang sekali dan melihat ada sesuatu yang mengganggu estetika fotonya, maka bisa mengganggu pariwisata kita," ujar Sandi di Batam pada Selasa (2/1/2024).
Pria yang kini menjadi politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu pun mengajak publik untuk bergandengan tangan dan tidak terpecah belah jelang Pemilu 2024.
Kini baliho tersebut sudah dicopot oleh Bawaslu Kepulauan Riau. Ketua Bawaslu Kepri, Zulhadril Putra, mengatakan, baliho itu dicopot paksa karena dianggap melanggar ketentuan Komisi Pemilihan Umum (KPU) tentang area pemasangan alat peraga kampanye (APK).
1. Pencopotan baliho Prabowo-Gibran dilakukan tanpa didampingi Satpol PP
Zulhadril mengatakan, pencopotan baliho Prabowo-Gibran di landmark Kota Batam hanya dilakukan oleh petugas Bawaslu pada 31 Desember 2023. Tidak ada petugas Satpol PP dan perwakilan dari tim pemenangan mereka.
Ia mengaku sudah menghubungi Bawaslu Kota Batam agar berkoordinasi dengan Satpol PP untuk menindaklanjutinya.
"Tadi dari Bawaslu Kota juga sudah menyampaikan bahwa, mereka sudah menghubungi TKD dari capres dan cawapres ini. Kami juga sudah meminta untuk menurunkan secara mandiri," ujar dia dikutip ANTARA.
Namun, hingga Minggu sore, perwakilan tim pasangan calon nomor urut 2 itu tidak juga muncul dan menurunkan baliho tersebut. Alhasil, baliho diturunkan paksa oleh Bawaslu Kepri.