Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Jokowi pimpin rapat terbatas di Istana Merdeka pada Senin (19/10/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo meminta sosialisasi mengenai keluarga berencana (KB) tidak hanya mengenai jumlah anak dan angka kelahiran saja. Apalagi, saat ini penduduk Indonesia didominasi generasi muda.

Ia menilai Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) juga perlu menyosialisasikan tentang ketahanan keluarga dan keluarga bahagia. Hal tersebut disampaikan Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Kemitraan Program Bangga Kencana Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (28/1/2021).

"Yang paling penting disosialisaikan adalah membangun ketahanan keluarga, membangun ketahanan keluarga secara utuh dalam berbagai bidang baik kesehatan, ekonomi, pendidikan anak, dan kebahagiaan keluarga mulai dari penanganan gizi, kualitas sanitasi, kualitas lingkungan, akses pendidikan, kesehatan sampai terjaganya sumber-sumber pendapatan," kata Jokowi, seperti yang disiarkan di channel YouTube Sekretariat Presiden.

1. Mayoritas penduduk generasi muda, harus disiapkan secara benar

Jokowi beri sambutan di Puncak Acara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-92 pada Rabu (28/10/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Jokowi mengingatkan saat ini penduduk Indonesia mayoritas adalah generasi muda. Sehingga, perlu dipersiapkan secara benar agar ke depan muncul keluarga berkualitas.

Ia mengatakan Tanah Air akan mendapatkan bonus demografi ke depannya. Diprediksi, puncak bonus demografi terjadi pada tahun 2025, 2030, dan 2035.

"Ini yang harus semua kita tahu dan disiapkan betul, sehingga saat Indonesia muncul (bonus demografi), yang muncul adalah keluarga-keluarga yang sehat, produktif, keluarga-keluarga yang betul-betul punya kualitas, karena di tangan merekalah nasib bayi yang baru lahir dan akan lahir ke depan," ujar Jokowi.

2. Jokowi minta penyuluh KB melakukan sosialisasi dengan cara kekinian

Presiden Jokowi pimpin rapat terbatas di Istana pada Senin (16/11/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Karena mayoritas penduduk adalah generasi muda, Jokowi meminta pada penyuluh KB melakukan sosialisasi dengan cara kekinian. Ia berharap cara kekinian itu dapat mudah dipahami oleh generasi muda.

"Semua punya gawai, gadget, semua punya HP dan sering melihat HP, aktif di media sosial. Oleh karena itu, metode komunikasi BKKBN juga harus berubah, harus berkarakter kekinian, penyampaian-penyampaian informasi gunakan media-media yang kekinian. Sehingga sampai pesan itu ke sasaran yang kita inginkan," ucap Jokowi.

3. Petugas penyuluh KB berjumlah 1,2 juta orang

ilustrasi keluarga (IDN Times/Mardya Shakti)

Jokowi mengungkapkan hingga saat ini jumlah penyuluh KB secara keseluruhan mencapai 1,2 juta orang. Jumlah tersebut terdiri dari 13 ribu PNS dan 9.600 non-PNS.

"Karena memang yang dibutuhkan sekarang ini yang ada di lapangan, yang operasional, yang bisa langsung menyentuh masyarakat sehingga bisa bekerja melakukan pembinaan penyuluhan pelayanan KB di tengah-tengah masyarakat, mewujudkan kampung KB di seluruh Tanah Air, mewujudkan keluarga yang bahagia dan sejahtera," jelasnya.

Editorial Team