(Ilustrasi Kartu Pra Kerja) IDN Times/Arief Rahmat
Lalu, bagian kedua mengenai lima program prioritas Jokowi-Ma'ruf. Dalam bagian yang diberi judul 'Pulih dan Bergerak Maju' itu, program prioritas yang dibahas pertama yaitu mengenai pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).
Dalam laporan KSP dijelaskan bahwa pembangunan Sumber Daya Manusia menjadi kunci Indonesia ke depan. Waktunya pendek, hanya satu generasi saja untuk mempersiapkan anak-anak Indonesia agar mampu menjawab pertarungan global. Menurut pemerintah, ini menjadi tantangan sekaligus kesempatan besar yang harus dijawab dengan kerja keras, kerja cepat, dan dengan cara-cara yang cerdas.
"Membentuk manusia tangguh Indonesia, harus dari masa dalam kandungan hingga anak usia sekolah. Sebuah periode emas pertumbuhan ke depan. Hindarkan dari stunting, kematian ibu dan anak. Ekosistem pendidikan yang menyehatkan fisik dan mental juga disiapkan. Begitu pun sekolah vokasi. Orang-orang bertalenta juga perlu difasilitasi. Penciptaan ekosistem lapangan kerja harus membuatnya kian berdaya saing, kreatif, inovatif, serta sehat dan bahagia," tulisnya.
Terkait program atasi stunting, KSP menyebut bahwa kini angka stunting di Indonesia menurun. Dibandingkan dengan tahun 2015 yang sebanyak 37,2 persen, di 2019 turun menjadi 27,7 persen. Sementara, untuk jumlah kematian bayi juga alami penurunan dibanding 2015, dari 33.278 menjadi 26.224 di 2019. Jumlah kematian ibu juga menurun dibandingkan tahun 2015, dari 4.990 menjadi 4.196.
Salah satu program pembangunan SDM yang juga dibanggakan pemerintah adalah Merdeka Belajar. KSP menjelaskan, lembaga pendidikan juga ikut direformasi agar merdeka dari tekanan administrasi, prestasi, penerimaan siswa baru, hingga akreditasi. Bahkan juga ketegangan soal nilai, ujian nasional atau ujian kelulusan hingga kesejahteraan guru.
"Merdeka Belajar menjadi penting agar guru dan siswa mengikuti sekolah dengan menarik dan membahagiakan, namun tetap berorientasi pada peningkatan kualitas pendidikan dan masa depan. Di tingkat kuliah, Merdeka Belajar memberikan dorongan bagi kampus untuk membuka program studi baru serta akreditasi yang lebih fleksibel. Juga adaptif dengan kebutuhan dunia kerja," jelasnya.
Selain Merdeka Belajar, ada juga program Kartu Prakerja. Pemerintah menyiapkan Kartu Prakerja untuk mengatasi pengangguran. Program bantuan pelatihan diberikan untuk pencari kerja dan pekerja ter-PHK.
Tujuannya, agar mereka memiliki kompetensi tambahan sebelum mendapatkan pekerjaan baru. Selain sebagai program, Kartu Prakerja menjadi layanan publik pertama yang dijalankan secara digital dari hulu hingga hilir. Selama program ini diluncurkan, pemerintah mencatat sudah ada 34,1 juta pendaftar Kartu Pra Kerja. Sementara, penerima manfaatnya mencapai 5,6 juta orang.