Seabad Peristiwa Malari, Faisal Basri: Sekarang Lebih Parah Kondisinya

Jakarta, IDN Times - Ekonom Faisal Basri mengingat Peristiwa 15 Januari 1974 atau lebih dikenal dengan Malari dan membandingkannya dengan kondisi Indonesia saat ini.
Setelah seabad berlalu, Faisal mengamati kondisi bangsa yang masih diperburuk oleh cengkraman asing salah satunya adalah kuatnya pengaruh China di Indonesia.
"Sekarang lebih parah lagi. Melawan oligarki, melawan dominasi China yang dibuka jalan tolnya oleh Jokowi," ujar Faisal dalam peringatan 50 Tahun Peristiwa 15 Januari 1974 yang digelar oleh Indonesian Democracy Monitor (Indemo) di Jakarta pusat, Senin (15/1/2024).
1. Malari kala itu jadi bentuk perlawanan dominasi asing
Dia mengingat semangat perlawanan yang diperjuangkan dalam peristiwa malari yang harus diteruskan bangsa Indonesia seterusnya, yakni pentingnya melawan modal asing yang bisa mengganggu kedaulatan.
"Ada peringatan Malari, 50 tahun lalu saya masih SMP, semangatnya saat itu lawan korupsi, lawan dominasi Jepang," kata Faisal.
2. Indonesia buka keran impor mobil China
Faisal Basri juga membahas bagaimana pemerintah Indonesia yang malah membuka jalur impor mobil buatan dari Cina. Dengan hal itu, maka mobil China melangkahi proses produksi mobil di dalam negeri yang menyerap tenaga kerja lokal Indonesia
"Sekarang mobil built up China boleh masuk Indonesia," kata dia.
3. Sebut saatnya kejujuran memimpin bangsa ini
Dia khawatir dengan intervensi asing akan memengaruhi generasi Indonesia ke depannya. Salah satu cara agar hal itu tak terjadi kata dia adalah dengan membuat Jokowi dan pihak-pihaknya tak memimpin Indonesia lagi.
"Maka kita mulai dari pemilu, gerakan jalan, gerakan moral antara lain imbau dari hati ke hati atau pakai massa agar para menterinya mundur. Percaya deh Jokowi bangkrut. Kalau Jokowi dibayangkan (menjabat) sampai Oktober tiap hari bikin kerusakan tambah parah. Saatnya kejujuran memimpin bangsa ini," ujar Faisal.