Menurut Rumah Zakat Indonesia, berikut macam-macam zakat maal, yakni:
Zakat Emas dan Perak
Syarat dari zakat emas adalah ketika seseorang memiliki 85gr emas murni. Cara menghitung zakat emas ini adalah emas yang dimiliki x harga emas x 2,5%.
Namun jika emas tersebut dipakai secara konsisten, maka cara menghitungnya adalah (emas yang dimiliki – emas yang dipakai) x harga emas x 2,5 %.
Untuk zakat perak, cara menghitungnya sama dengan zakat emas. Namun, seseorang yang ingin berzakat jenis perak harus minimal memiliki 595 karat perak.
Zakat Profesi
Seseorang dapat mengeluarkan zakat profesi ketika orang tersebut mampu membeli 520kg beras dalam waktu satu tahun. Besar zakat profesi yaitu 2,5%. Cara menghitung jumlah yang harus dizakatkan dengan pendapatan kasar adalah pendapatan total (keseluruhan) x 2,5%.
Zakat Perdagangan
Zakat jenis ini bisa dibayarkan dengan uang atau pun barang. Nishab atau batas dari zakat perdagangan adalah 85 gr emas. Untuk zakat perdagangan, cara menghitungnya adalah ( Modal yang diputar + keuntungan + piutang yang dapat dicairkan ) – (hutang-kerugian) x 2,5%.
Ilustrasi panitia penerima dan penyaluran zakat fitrah mengumpulkan beras yang dibayarkan warga. (ANTARA/Irwansyah Putra)
Zakat Pertanian
Ketentuannya adalah ketika sudah mencapai nishab 653kg gabah atau 520kg jika yang dihasilkan adalah makanan pokok.
Apabila lahan pertanian diairi dengan air hujan, sungai, atau mata air, maka zakat yang harus dikeluarkan adalah 10% dari hasil tani. Namun, jika jika diairi dengan cara disiram (dengan menggunakan lat) atau irigasi maka zakat yang dikeluarkan adalah 5%.
Zakat Simpanan
Saat ini banyak orang yang memiliki simpanan atau tabungan dalam bank. Simpanan tersebut juga masuk dalam kategori zakat.
Zakat simpanan berlaku jika sudah mencapai nishab 85 gr emas. Cara menghitung zakat ini adalah 2,5% x saldo akhir.
Zakat Hadiah
Jika seseorang mendapatkan hibah atau hadiah dari orang lain, maka hibah tersebut masuk dalam kategori zakat.
Terdapat dua cara menghitung zakat hibah. Pertama jika hibah tersebut datang tanpa diduga, maka zakat yang dikeluarkan sebesar 20% dari total hibah yang didapatkan.
Kedua, jika hibah yang datang merupakan hibah yang sudah terduga dan ditunggu-tunggu, maka zakat yang dikeluarkan adalah 10%.