Jenderal TNI Dudung Abdurachman ketika masih menjadi Pangkostrad melaksanakan kunjungan kerja ke Batalyon Zipur 9 Kostrad, Ujungberung, Bandung, Jawa Barat (www.kostrad.mil.id)
Berdasarkan pengalaman dari Komando Mandala, maka Mayjen TNI Soeharto membuat telaah yang intinya perlu dibentuk pasukan cadangan strategis. Gagasan itu disetujui berdasarkan surat keputusan KSAD nomor KPTS 178/2/1963 tanggal 19 Februari 1963.
Berdasarkan keputusan itu, maka Korra I Caduad resmi berubah nama menjadi Komando Cadangan Strategis (Kostrad). Tugas pokok Kostrad yakni melaksanakan operasi militer, baik yang berdiri sendiri maupun menjadi bagian dalam suatu operasi gabungan dalam rangka mempertahankan Indonesia.
Kelahiran Kostrad dianggap identik dengan mitos lahirnya Gatotkaca dalam cerita pewayangan. Pada awal pembentukannya, Kostrad sudah diberi kepercayaan melaksanakan tugas operasi yang sukses di Irian Barat. Ini merupakan pengalaman serupa yang dialami oleh Gatotkaca yang digodog dalam kawah candradimuka.
Di dalam organisasinya, Kostrad memiliki bentuk komando lapangan yang terdiri dari
- markas komando
- markas divisi, brigade dan gugusan tempur bantuan tempur dan bantuan administrasi
Dari segi pembinaan, Kostrad berkedudukan langsung di bawah KSAD. Sedangkan, dari segi operasional Kostrad berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI.
Seiring dengan berlalunya waktu, Kostrad terlibat dalam berbagai penugasan di luar negeri dan di Tanah Air. Personel Kostrad pernah terlibat sebagai pasukan penjaga perdamaian di bawah kendali Dewan Keamanan PBB.
Sementara, di Tanah Air, personel Kostrad terlibat dalam berbagi operasi pemulihan keamanan, pengamanan perbatasan, penanggulangan bencana alam, pengamanan obyek vital hingga operasi pembebasan sandera.
Pangkostrad saat ini dijabat oleh menantu Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, Letjen Maruli Simanjuntak.